Deddy Sutomo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Serigala Sumatera (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 42:
Di era 2010-an Deddy telah membintangi sepuluh film, dimulai dengan film ''[[Menebus Impian]]'' pada tahun 2010 dan ''[[Tanda Tanya (film)|Tanda Tanya]]'' pada tahun 2011. Pada tahun 2015, Deddy tampil dalam tiga film yaitu ''[[2014 (film)|2014]]'', ''[[Ayat-ayat Adinda]]'', dan ''[[Mencari Hilal]]''. Dan pada tahun ini pula Deddy meraih penghargaan terbesar sepanjang kariernya, yaitu [[Penghargaan FFI untuk Pemeran Utama Pria Terbaik|Pemeran Utama Pria Terbaik]] di [[Festival Film Indonesia 2015]] dalam perannya sebagai Mahmud di film ''[[Mencari Hilal]]''.<ref>{{Cite news|url=https://seleb.tempo.co/read/721672/ffi-2015-deddy-sutomo-jadi-pemeran-utama-pria-terbaik|title=FFI 2015, Deddy Sutomo Jadi Pemeran Utama Pria Terbaik | date=24 November 2015 |accessdate=2 Juni 2016 |work=[[Tempo.co]]|editor-last=Adiwijaya |editor-first=Setiawan |language=id }}</ref> Film terakhir yang dibintangi oleh Deddy adalah 2 film [[biopik]]; yaitu ''[[Kartini (film)|Kartini]]'' tahun 2017 dan ''[[Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta]]'' tahun 2018.
 
Deddy menghembuskan nafasnapas terakhir pada 18 April 2018 sekitar pukul 07.00 [[Waktu Indonesia Barat|WIB]] di kediamannya. JenazahnyaMayatnya dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.<ref>{{cite web|url=https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/pemakaman-deddy-sutomo-diiringi-kesedihan-banyak-artis-tanah-air-4bc423.html|title=Pemakaman Deddy Sutomo Diiringi Kesedihan Banyak Artis Tanah Air
|date=18 April 2018 |accessdate=18 April 2018 |first=Natanael |last=Sepaya |website=[[Kapanlagi.com]]}}</ref>
 
=== Sebelum di dunia film ===
Perjalanan hidup Deddy memang cukup aneh. Walaupun sejak muda ia tertarik pada dunia [[seni]] [[budaya]], Deddy tidak sejak awal berkecimpung di bidang [[sinematografi]]. Pada awalnya ia adalah seorang [[guru]] di SMEA Negeri [[Klaten]], mengajar [[Prakarya]]. Tidak puas sebagai guru, baru kemudian ia mencoba hijrah ke Jakarta untuk mengubah nasib. Semula ia menjadi tenaga kreatif di PT Sanggar Prativi. Ia meningkatkan kemampuan aktingnya dengan mengikuti kursus elementer sinematografi yang diselenggarakan oleh Yayasan Film Indonesia.
 
=== Karier film ===
[[Berkas:Rumah_Masa_Depan.jpg|ka|jmpl|Para pemeran sinetron ''Rumah Masa Depan''; dari kiri ke kanan: Bayu ([[Septian Dwi Cahyo]]), Pak Sukri (Deddy Sutomo), Nenek ([[Wolly Sutinah]]), Kakek ([[A. Hamid Arief]]), Gerhana (Andi Ansi) dan Bu Sukri ([[Aminah Cendrakasih]])]]
 
Lewat film pertamanya, ''[[Awan Jingga]]'' ([[1970]]) Deddy masuk dalam [[Perfilman Indonesia|dunia film]]. Bila pada awal-awal kariernya di depan kamera ia mendapat peran jagoan, selanjutnya peran yang dimainkannya beragam: Pernah ia menjadi seorang pendekar (dalam ''[[Panji Tengkorak]]''), santri (dalam ''[[Atheis (film)|Atheis]]''), peranakan Tionghoa (''[[Mustika Ibu]]''), pawang buaya (''[[Buaya Putih]]''), sampai penjahat (''[[Marabunta]]''), pembunuh (''[[Laila Majenun]]'') atau narapidana (''[[Embun Pagi]]''). TapiTetapi ia juga pernah memerankan tokoh penting, [[Jenderal Sudirman]] (''[[Janur Kuning]]''). Beragam peranan itu menunjukkan kemampuan Deddy dalam seni peran. Selain itu ia juga terkenal dengan perannya dalam [[sinetron]] era 801980-an, ''Rumah Masa Depan''.<ref>{{cite web |url=https://www.bintang.com/celeb/read/2527509/film-90-an-deddy-sutomo-sukses-di-televisi-dan-layar-lebar |title=Film 90-an, Deddy Sutomo, Sukses di Televisi dan Layar Lebar |first=Puput Puji |last=Lestari |date=10 Juni 2016 |accessdate=11 Juni 2016 |website=Bintang.com |archive-date=2018-04-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180418230213/https://www.bintang.com/celeb/read/2527509/film-90-an-deddy-sutomo-sukses-di-televisi-dan-layar-lebar |dead-url=yes }}</ref>
 
=== Akhir karier film ===