Antibiotik golongan tetrasiklina: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan kemungkinan perlu dirapikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 11:
Tetrasiklin tetap mempunyai peran penting dalam [[kedokteran]], meskipun kegunaannya telah berkurang seiring dengan timbulnya [[Resistansi antimikroba|resistansi antibiotik]]. Tetrasiklin tetap menjadi pengobatan pilihan untuk beberapa indikasi tertentu.<ref name="Chopra" /> Karena tidak semua tetrasiklin yang diberikan secara oral di[[Absorbsi obat|serap]] dari [[saluran pencernaan]], populasi bakteri di usus dapat menjadi resisten terhadap tetrasiklin, sehingga mengakibatkan pertumbuhan organisme resisten yang berlebihan. Meluasnya penggunaan tetrasiklin diperkirakan berkontribusi pada peningkatan jumlah organisme yang resisten terhadap tetrasiklin, sehingga menyebabkan infeksi tertentu lebih tahan terhadap pengobatan.<ref name="Britannica" /> Resistensi tetrasiklin sering kali disebabkan oleh perolehan gen baru, yang mengkode penghabisan tetrasiklin yang bergantung pada energi atau protein yang melindungi ribosom bakteri dari aksi tetrasiklin. Selain itu, sejumlah bakteri memperoleh resistensi terhadap tetrasiklin melalui mutasi.<ref name="Chopra" /><ref name="Markley-Tetracycline-Inactivating Enzymes"/>
==Sejarah==
Sejarah tetrasiklin melibatkan kontribusi kolektif dari ribuan peneliti, ilmuwan, dokter, dan eksekutif bisnis yang berdedikasi. Tetrasiklin ditemukan pada tahun 1940an, pertama kali dilaporkan dalam literatur ilmiah pada tahun 1948, dan menunjukkan aktivitas melawan berbagai mikroorganisme. Anggota pertama dari kelompok tetrasiklin yang dijelaskan adalah klortetrasiklin dan oksitetrasiklin.[2][40] Klortetrasiklin (Aureomisin) pertama kali ditemukan sebagai barang biasa pada tahun 1945 dan pertama kali didukung pada tahun 1948[41] oleh Benjamin Minge Duggar, seorang profesor botani emeritus berusia 73 tahun yang bekerja di American Cyanamid – Lederle Laboratories, di bawah kepemimpinan Yellapragada Subbarow . Duggar mendapatkan zat tersebut dari sampel tanah Missouri, bakteri penghuni tanah berwarna emas, mirip jamur, bernama Streptomyces aureofaciens. Sekitar waktu yang sama ketika Lederle menemukan aureomisin, Pfizer menjelajahi dunia untuk mencari antibiotik baru. Sampel tanah dikumpulkan dari hutan, gurun, puncak gunung, dan lautan. Namun akhirnya oksitetrasiklin (terramycin) diisolasi pada tahun 1949 oleh Alexander Finlay dari sampel tanah yang dikumpulkan di lahan sebuah pabrik di Terre Haute, Indiana.[43] Itu berasal dari bakteri tanah serupa bernama Streptomyces rimosus.[44] Sejak awal, terramycin adalah molekul yang diselimuti kontroversi. Itu adalah subjek kampanye pemasaran massal pertama yang dilakukan oleh perusahaan farmasi modern. Pfizer mengiklankan obat tersebut secara besar-besaran di jurnal medis, dan pada akhirnya menghabiskan biaya pemasaran dua kali lebih besar dibandingkan untuk menemukan dan mengembangkan terramycin. Namun, hal ini mengubah Pfizer, yang saat itu merupakan perusahaan kecil, menjadi raksasa farmasi.[43] Kelompok Pfizer, yang dipimpin oleh Francis A. Hochstein, bekerja sama dengan Robert Burns Woodward, menentukan struktur oksitetrasiklin, sehingga Lloyd H. Conover berhasil memproduksi tetrasiklin itu sendiri sebagai produk sintetis.[45] Pada tahun 1955, Conover menemukan bahwa hidrogenolisis aureomisin menghasilkan produk deskloro yang sama aktifnya dengan produk aslinya. Hal ini membuktikan untuk pertama kalinya bahwa antibiotik yang dimodifikasi secara kimia dapat memiliki aktivitas biologis. Dalam beberapa tahun, sejumlah tetrasiklin semisintetik telah memasuki pasar, dan kini sebagian besar penemuan antibiotik berasal dari turunan aktif baru dari senyawa lama.[43] Tetrasiklin lain diidentifikasi kemudian, baik sebagai molekul alami, misalnya tetrasiklin dari S. aureofaciens, S. rimosus, dan S. viridofaciens dan dimetil-klortetrasiklin dari S. aureofaciens, atau sebagai produk pendekatan semisintetik, misalnya metasiklin, doksisiklin, dan minosiklin.[2][41]
 
Penelitian yang dilakukan oleh antropolog George J. Armelagos dan timnya di Universitas Emory menunjukkan bahwa orang-orang Nubia kuno dari periode pasca-Meroitik (sekitar tahun 350 M) memiliki endapan tetrasiklin di tulang mereka, yang dapat dideteksi melalui analisis penampang melintang melalui sinar ultraviolet – endapan tersebut berpendar, sama seperti yang modern. Armelagos berpendapat bahwa hal ini disebabkan oleh konsumsi bir kuno lokal (sangat mirip dengan bir Mesir[46]), yang terbuat dari biji-bijian yang disimpan dan terkontaminasi.[47]
 
===Perkembangan===
Tetrasiklin terkenal karena aktivitas antibakteri spektrum luasnya dan dikomersialkan dengan keberhasilan klinis yang dimulai pada akhir tahun 1940an hingga awal tahun 1950an. Analog semisintetik generasi kedua dan senyawa generasi ketiga yang lebih baru menunjukkan evolusi berkelanjutan dari platform tetrasiklin menuju turunan dengan peningkatan potensi serta kemanjuran melawan bakteri resisten tetrasiklin, dengan sifat farmakokinetik dan kimia yang lebih baik.[40] Tak lama setelah diperkenalkannya terapi tetrasiklin, patogen bakteri resisten tetrasiklin pertama diidentifikasi. Sejak itu, bakteri patogen yang resisten terhadap tetrasiklin terus diidentifikasi, sehingga membatasi efektivitas tetrasiklin dalam pengobatan penyakit akibat bakteri.[48]
 
Gliksilsiklin dan fluorosiklin adalah kelas antibiotik baru yang berasal dari tetrasiklin.[49][50][48] Analog tetrasiklin ini dirancang khusus untuk mengatasi dua mekanisme umum resistensi tetrasiklin, yaitu resistensi yang dimediasi oleh pompa penghabisan yang didapat dan/atau perlindungan ribosom. Pada tahun 2005, tigecycline, anggota pertama dari subkelompok baru tetrasiklin bernama glisilsiklin, diperkenalkan untuk mengobati infeksi yang resisten terhadap antimikroba lain.[51] Meskipun secara struktural terkait dengan minocycline, perubahan pada molekul mengakibatkan perluasan spektrum aktivitas dan penurunan kerentanan terhadap pengembangan resistensi bila dibandingkan dengan antibiotik tetrasiklin lainnya. Seperti minocycline, tigecycline berikatan dengan ribosom 30S bakteri, menghalangi masuknya RNA transfer. Hal ini pada akhirnya mencegah sintesis protein dan dengan demikian menghambat pertumbuhan bakteri. Namun penambahan gugus N,N,-dimetilglisilamido pada posisi 9 molekul minocycline meningkatkan afinitas tigecycline terhadap target ribosom hingga 5 kali lipat jika dibandingkan dengan minocycline atau tetracycline. Hal ini memungkinkan perluasan spektrum aktivitas dan penurunan kerentanan terhadap berkembangnya resistensi.[48] Meskipun tigecycline adalah tetrasiklin pertama yang disetujui dalam lebih dari 20 tahun, versi tetrasiklin lain yang lebih baru saat ini sedang dalam uji klinis pada manusia.[52]
 
==Kegunaan dalam Medis==
==Efek Samping==