| former_names = ''Administratiegebouw van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang''
}}
'''Lawang Sewu''' ({{Lang-nl|Het administratiegebouw van de Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij, N.V. te Samarang}}) ([[Bahasa Jawa|Bahasa Jawa:]] ꧋ꦭꦮꦁꦱꦺꦮꦸ ''artinya'' '''Seribu Pintu)''' adalah bekas gedungbangunan perkantoran yang terletak di seberang [[Tugu Muda]], [[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]], Indonesia., Iniyang merupakandibangun sebagai kantor pusat Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda ([[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]]/ (NIS), dan dimilikisaat olehini perusahaanBberstatus kereta apisebagai nasionalaset [[Kereta Api Indonesia]] (KAI). Pendahulunya,Hal Djawatanini Keretaterjadi Api,karena menyitamerupakan semuahasil infrastrukturdari transportasiperebutan aset-aset NIS dan perusahaan kereta api danlain kantor-kantornyaoleh dariDjawatan penjajahanKereta BelandaApi Republik Indonesia (DKARI) pada masa Perang Kemerdekaan. Saat ini, bangunan initersebut digunakandijadikan sebagai museum dan galeri keretasejarah api,perkeretaapian yangoleh saatUnit iniPusat dioperasikanPelestarian olehdan UnitDesain Heritage KAIArsitektur dan anakkini perusahaannya,dioperasikan [[KAI Wisata]], anak perusahaan KAI yang bergerak di bidang pariwisata.<ref>{{Cite news|date=2021-07-27|title=Jelajah Kereta Api: Lawang Sewu, Bermula dari Kantor KA Swasta Belanda Hingga Jadi Tempat Edukasi|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20210727/98/1422597/jelajah-kereta-api-lawang-sewu-bermula-dari-kantor-ka-swasta-belanda-hingga-jadi-tempat-edukasi|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|language=id|access-date=2022-03-13|last=Ajijah|editor-last=Andriyawan|editor-first=Dea}}</ref><ref>{{Cite news|date=2021-08-21|title=KAI Wisata Buka Kembali Museum Lawang Sewu, Ini Syarat Masuknya|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20210821/98/1432269/kai-wisata-buka-kembali-museum-lawang-sewu-ini-syarat-masuknya|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|language=id|access-date=2022-03-14|last=Pradana|first=Rio Sandy|editor-last=Puspa|editor-first=Anitana Widya}}</ref>