Hak suara perempuan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~cite
Fazily (bicara | kontrib)
k Memperbaiki typo (via JWB)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 40:
Kelak pada 1890, Stanton menjadi presiden pertama NAWSA. Alice Paul dan Lucy Burns keluar dari NAWSA karena lambannya perjuangan menggunakan strategi “dari negara bagian ke negara bagian”. Mereka mendirikan The ''Congressional Union for Woman Suffrage'' pada 1916 menjadi National ''Woman’s Party'' untuk berjuang di tingkat federal. Alice Paul memimpin demonstrasi yang diikuti 5.000-10.000 perempuan di Washington DC di hari pelantikan Presiden Woodrow Wilson pada 1913. NAWSA mendukung penuh keterlibatan AS dalam perang demi mendapatkan dukungan balik dari Presiden Wilson. Sementara ''National Woman’s Party'' tidak memberikan dukungan, tetapi juga tidak menentang keterlibatan AS dalam Perang Dunia I. <ref name=":0" /> NWP tetap fokus pada perjuangan melalui unjuk rasa damai di luar pagar Gedung Putih dengan melakukan protes damai di luar pagar Gedung Putih. Mereka dikenal sebagai ''The Silent Sentinels.'' Sebanyak 2.000 perempuan terlibat, dengan ratusan orang ditahan dan dipenjara.
 
Periode kedua pemerintahan Presiden Wilson mengubah sikap politiknya (1918) dengan menyatakan dukungan kepada perjuangan hak pilih perempuan di tingkat federal sehingga pada 21 Mei 1919, DPR meloloskan amandemenamendemen tersebut, demikian juga Senat pada 4 Juni 191. Langkah selanjutnya adalah ratifikasi di masing-masing negara bagian yang memerlukan dua pertiga atau 36 dari 48 negara bagian sehingga amandemenamendemen ini berlaku sebagai hukum federal. Alice Paul dengan NWP-nya dan Carrie Catt, Presiden NAWSA penerus Cady Stanton, segera bergerilya dari negara bagian ke negara bagian, meyakinkan mereka untuk meratifikasi amandemenamendemen. Pada tahun 19920, 35 negara bagian menyetujui ratifikasi, 8 menolak, dan 3 tidak mempertimbangkan AmandemenAmendemen tersebut. Tanggal 18 Agustus 1920, sehari setelah North Carolina menolak ratifikasi, Tennessee menggenapkan 36 suara yang diperlukan. The Perfect 36 adalah sebutan bagi Tennessee. Pada 26 Agustus 1920, ratifikasi atas AmandemenAmendemen ke-19 Konstitusi AS disahkan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah AS, perempuan sah menggunakan hak pilihnya.<ref name=":0" />
 
Di bulan November tahun itu, perempuan Amerika memberikan suaranya dalam pemilihan presiden, termasuk perempuan kulit hitam meskipun di banyak tempat mendapatkan diskriminasi. Sejak hari itu, perempuan Amerika tidak lagi didiskriminasi menggunakan hak pilihnya berdasarkan jenis kelamin, sebagaimana bunyi AmandemenAmendemen ke-19: "Hak warga negara Amerika Serikat untuk memilih tidak boleh ditolak atau dihilangkan oleh Amerika Serikat maupun negara bagian mana pun berdasarkan jenis kelamin."<ref name=":0" />
 
== Referensi ==