Etnoastronomi Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
Baris 125:
=== Minangkabau dan Riau ===
Dokumentasi dan pengetahuan tentang ilmu astronomi di Melayu, khususnya Minangkabau dan Riau sangatlah sedikit dan tidak terlalu diketahui. Astronomi Melayu ditampilkan dan diwariskan melalui manuskrip kuno yang sarat ilmu matematika yang rumit yang ditulis dalam [[tulisan Jawi]]. Kitab Ilmu Perbintangan Melayu ini setelah Islam masuk ke tanah Melayu, dimodifikasi dengan memasukkan nama nama malaikat dan jin yang dikenal dalam dunia Islam, sebagai penjaga semesta. Ilmu perbintangan yang dianut masyarakat Melayu dipengaruhi oleh Budaya Timur, dan dikenal sebagai ilmu falak, hal ini digunakan terutama untuk menentukan hilal. Hal ini didukung dengan nama-nama planet dan penanggalan hijriah yang digenggam erat oleh masyarakat melayu, khususnya di [[Malaysia]].
== Pulau Kalimantan ==
=== Kalimantan Tengah ===
Masyarakat tradisional kalimantan Tengah mengenal 2 musim, yaitu musim hujan dan ke- marau. Dalam melakukan berbagai kegiatan mereka mengetahui musim tersebut, mereka menghitung bulan berawal dari bulan yang mulai timbul di langit. Perhitungan ini tidak mengikuti perhitungan bulan yang berawal dari bulan Mei sampai dengan berlangsung. Untuk mengetahui musim tersebut, mereka menghitung bulan berasal dari bulan yang mulai timbul di langit, Perhitungan ini tidak mengikuti perhitungan bulan yang berawal dari satu (Januari,) tetapi perhitungan tersebut berawal dari bulan Mei sampai Juni yang disebut bulan satu atau bulan "Pahareman".
Perbintangan
* Bintang patendu : Bila posisi bintang ini sejajar pandang disebut "Bantai Acan". Dalam keadaan posisi demikian, berarti para petani mulai menebas hutan untuk berladang atau berkebun. Sedangkan bila posisi bintang tersebut tepat 30°, disebut "Asul Lasung". Pada saat itu merupakan tanda bagi petani untuk "manugal" (pekerjaan mananam benih padi).
* Tampung bua : Munculnya bintang ini sebagai tanda akan tiba musim buah-buahan atau tanaman akan mulai berbuah. Para petani saat itu mulai membersihkan kebunnya yang akan
* Ijang bawui / Rahang babi : Muncul di langit dengan posisi seperti huruf V. Terdiri dari sejumlah bintang kecil, yang jarang menampakkan diri.
* Pahera : Kelompok bintang ini berbentuk seperti "pahera". Pahera adalah alat untuk menebang kayu yang merupakan tempat beliung.
* Balui kayun tanggui : berbentuk bundar atau melingkar, yang terdiri dari sejumlah bintang-bintang kecil. Munculnya bintang Balui Kayun Tanggui tersebut sekali dalam setahun, juga sebagai tanda untuk melakukan kegiatan berladang terutama merumput.
==Pulau Jawa==
|