Etnoastronomi Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 284:
* Eppange (Canis Minor) : Gugusan bintang ini dianggap sebagai tanda mulainya turun hujan.
* Butte (Orion): dianggap sebagai tanda bahwa ikan-ikan terbang sedang musim bertelur.
* Lambarue (Aquila): Bentuknya menyerupai ikan pari, digunakan untuk menentukan musim barat dan musim timur.
* Woromporonge (Taurus) : gugusan bintang yang bentuk- nya mengelompok, terdiri atas 7 buah bintang. Terbitnya bintang ini sering menjadi pedoman bagi pelaut bahwa akan ada tiupan angin kencang.
* Balue Sallatang (Centauri)
* Kappala'é (Ursa major)
* Tellu-tellue (Aries): Bintang ini menjadi pedoman bagi nakhoda kapal/perahu untuk menentukan arah terutama malam hari
* Mani wennge (Crux) : Berbentuk seperti ikan pari atau ikan hiu merupakan pedoman untuk menentukan arah (timur barat) di malam hari.
* Bembe'e (Nebula coalsack)
* Bintoéng Nagaé : Galaksi Bimasakti
=== Sulawesi Tengah ===
Menurut kepercayaan setempat, dunia itu seperti telur diujung tanduk kerbau (hewan yang terbesar di Sulawesi Tengah) bilamana kerbau bergoyang entah gatal atau ber- putar, maka terjadilah gempa. Matahari dan bulaj diumpamakan sebagai suami dan istri, dan saat mereka bertemu (membentuk gerhana), masyarakat serentak akan memukul lesung.
|