Etnoastronomi Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Baris 319:
== Daerah timur ==
=== Biak ===
Pengetahuan astronomi menjadi bekal masyarakat Suku Biak di Kabupaten Biak Numfor, Papua, dalam menguasai kemampuan navigasi dan bertani. Bahkan masyarakat Biak juga memiliki nama-nama hari dan nama-nama bulannya sendiri. Hal ini dikarenakan biak sangat piawai dan tangguh dalam berlayarnya, bahkan hingga [[Mikronesia]], sehingga masyarakat Biak sering disebut sebagai Vikingnya PapuamPapua.
 
Suku Biak memiliki konsep kosmologi Nanggi sebagai Tuhan langit, yang tidak terlepas dari manusia (manyoa) dan jagat raya (farsyos). Konsep tersebut dibentuk dengan wujud segitiga yang mencakup juga empat ruang lagi di dalamnya yaitu yen baken (ruang material), yen aiwui (ruang para roh dan leluhur), yen arwur (jiwa dan nyawa alam) dan yen koreri (ruang kehidupan dan harapan). Konsep ini terbentuk dari swandebru atau arah barat yang merepresentasikan kelahiran dan penciptaan serta swandiwe atau arah barat sebagai akhiran.
 
Dari segala banyak benda langit yang dikenali, ada dua benda langit yang paling utama, yaitu romangwandi ("naga air") atau Scorpius serta sawakoi ("burung") atau orion. Suku Biak menganggap bahwa musim teduh (wampasi) ditandai dengan konstelasi Romangkwandi yang berbentuk seperti naga. Sebaliknya, musim angin barat ditandai dengan konstelasi Sawakoi di cakrawala.
Hingga kini, mereka memiliki 21 konstelasi bintang, yang juga termasuk berbagai gugus bintang dan planet. Suku Biak tidak menggunakan konstelasi bintang saja. Lainnya, matahari (ori) digunakan untuk menentukan penanggalan lewat peristiwa equinox. Bulan (paik) digunakan untuk menentukan waktu ritual doa inisiasi dan keselamatan ekspedisi laut.
 
== Pranala luar ==