Argo Ismoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
PeragaSetia (bicara | kontrib)
Baris 37:
Ismoyo ditunjuk menjadi Wali Kota pada tanggal 13 Februari 1958.{{sfn|Soempeno|1968|p=34}} Penunjukannya sebagai Wali Kota menjadi bukti dominasi PKI di [[Kota Magelang]], di mana pada [[Daftar pemilihan umum legislatif daerah di Indonesia 1957–1958|Pemilu 1957]] partai tersebut menempati urutan pertama dengan jumlah 17.976 suara dari 37.597 suara yang dinyatakan sah dan dari 44.000 pemilih, berhasil mengalahkan [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI) dan [[Nahdlatul Ulama|Nahdhatul Ulama]] (NU) dengan telak.<ref name=":1" /><ref>{{Cite journal|last=Wijayanti|first=Khusna Indah|date=2016|title=Dinamika Politik di Kota Magelang Pada Pemilu 1957|url=https://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/risalah/article/view/4945|journal=Risalah|volume=3|issue=11}}</ref> Sebagai Wali Kota, Ismoyo ikut meletakkan batu pertama pembangunan Pasar Rejowinangun pada tanggal 1 Juni 1964.<ref>{{Cite news|date=2 Juni 1964|title=Pasar Redjowinangun dibangun|url=https://khastara.perpusnas.go.id/uploads/opac/1389871_Kedaulatan_Rakjat_No_201_Tahun_19_1964_06_02_001.pdf|work=Kedaulatan Rakjat|access-date=7 Mei 2024}}</ref> Selain itu, pada bulan Juli 1961, UNRA (Universitas Rakyat) Borobudur, sebuah lembaga pendidikan yang terafiliasi dengan PKI, berdiri di Magelang semasa ia menjabat sebagai Wali Kota.{{sfn|Lee|1995|p=236}}
 
Karirnya berakhir setelah kegagalan [[Gerakan 30 September|Gerakan 30 September.]] Sebagai anggota partai, Argo sudah barang tentu dicari oleh pihak tentara. Pada malam tanggal 21 Oktober 1965, pasukan [[Komando Pasukan Khusus|RPKAD]] bergerak dari [[Kota Semarang|Semarang]] menuju Magelang. Di sana, mereka diperkuat oleh Kompi (Ki) Tejo dari Batalyon (Yon) II Magelang. Pasukan kemudian melakukan unjuk kekuatan. Setelah selesai, massa antikomunis melancarkan aksi mereka. Gedung-gedung yang diduga milik PKI, [[Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia|Baperki]], dan [[Chung Hua Tsung Hui]] (CHTH) dibakar oleh massa. Mereka juga menuntut agar Ismoyo dicopot dari jabatannya sebagai Wali Kota dan membakar rumah dinasnya. Pada tanggal 28 Oktober, pihak tentara menunjuk Kapten [[Hadi Soenarjo]] untuk sementara menggantikannya.<ref name=":1" />{{sfn|Abdullah dkk.|2011|p=145}}
 
== Akhir kehidupan ==