DiphenhydramineDifenhidramin tidak dianjurkan untuk orang yang berusia di atas 60 tahun dan anak-anak di bawah enam tahun, kecuali jika berkonsultasi dengan dokter.[10][11][36] Orang-orang ini harus diobati dengan antihistamin generasi kedua, seperti loratadine[[loratadin]], desloratadine[[desloratadin]], fexofenadine[[feksofenadin]], cetirizine[[setirizin]], levocetirizine[[levosetirizin]], dan azelastine[[azelastin]].[37] Karena efek antikolinergiknya yang kuat, diphenhydraminedifenhidramin termasuk dalam daftar obat Beers yang harus dihindari pada orang lanjut usia.[38][39]
DiphenhydramineDifenhidramin diekskresikan dalam ASI.[40] DiphenhydramineDifenhidramin dosis rendah yang diminum sesekali diharapkan tidak menimbulkan efek buruk pada bayi yang disusui. Dosis besar dan penggunaan jangka panjang dapat mempengaruhi bayi atau mengurangi suplai ASI, terutama bila dikombinasikan dengan obat simpatomimetik, seperti [[pseudoefedrin]], atau sebelum mulai menyusui. Dosis tunggal sebelum tidur setelah menyusui terakhir pada hari itu dapat meminimalkan efek berbahaya obat pada bayi dan suplai ASI. Namun, antihistamin non-sedatif lebih disukai.[41]
Reaksi paradoks terhadap diphenhydraminedifenhidramin telah didokumentasikan, terutama pada anak-anak, dan dapat menyebabkan eksitasi, bukan sedasi.[42]
DiphenhydramineDifenhidramin topikal kadang-kadang digunakan terutama untuk orang-orang di rumah sakit. Penggunaan ini tanpa indikasi, dan diphenhydraminedifenhidramin topikal tidak boleh digunakan sebagai pengobatan mual karena penelitian belum menunjukkan bahwa terapi ini lebih efektif dibandingkan terapi lainnya.[43]
Tidak ada kasus kerusakan hati akut yang terlihat secara klinis yang disebabkan oleh diphenhydraminedifenhidramin dengan dosis normal.[44]