Difenhidramin: Perbedaan antara revisi

Difenhidramin tidak dianjurkan untuk orang yang berusia di atas 60 tahun dan anak-anak di bawah enam tahun, kecuali jika berkonsultasi dengan dokter.[10][11][36]<ref name=AHSP2016/><ref name=schroeck2016/><ref name="Physicians Desk">{{cite book | author = Medical Economics | title = Physicians' Desk Reference for Nonprescription Drugs and Dietary Supplements, 2000 | edition = 21st | publisher = Medical Economics Company | location = Montvale, NJ | year = 2000 | isbn = 978-1-56363-341-6 }}</ref> Orang-orang ini harus diobati dengan antihistamin generasi kedua seperti [[loratadin]], [[desloratadin]], [[feksofenadin]], [[setirizin]], [[levosetirizin]], dan [[azelastin]].[37]<ref name="Goodman" /> Karena efek antikolinergiknya yang kuat, difenhidramin termasuk dalam daftar obat Beers yang harus dihindari pada orang lanjut usia.[38][39]<ref name="urlwww.ncqa.org">{{cite web|url=http://www.ncqa.org/Portals/0/Newsroom/SOHC/Drugs_Avoided_Elderly.pdf |title=High risk medications as specified by NCQA's HEDIS Measure: Use of High Risk Medications in the Elderly |publisher=National Committee for Quality Assurance (NCQA) |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20100201113909/http://www.ncqa.org/Portals/0/Newsroom/SOHC/Drugs_Avoided_Elderly.pdf |archive-date=1 February 2010 }}</ref><ref>{{cite web|title=2012 AGS Beers List|url=http://www.americangeriatrics.org/files/documents/beers/2012AGSBeersCriteriaCitations.pdf|website=The American Geriatrics Society|access-date=27 November 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20120812232804/http://www.americangeriatrics.org/files/documents/beers/2012AGSBeersCriteriaCitations.pdf|archive-date=12 August 2012|url-status=dead}}</ref>

Difenhidramin diekskresikan dalam ASI.[40]<ref name="pmid11456429">{{cite journal | vauthors = Spencer JP, Gonzalez LS, Barnhart DJ | title = Medications in the breast-feeding mother | journal = American Family Physician | volume = 64 | issue = 1 | pages = 119–26 | date = July 2001 | pmid = 11456429 }}</ref> Difenhidramin dosis rendah yang diminum sesekali diharapkan tidak menimbulkan efek buruk pada bayi yang disusui. Dosis besar dan penggunaan jangka panjang dapat mempengaruhi bayi atau mengurangi suplai ASI, terutama bila dikombinasikan dengan obat simpatomimetik seperti [[pseudoefedrin]], atau sebelum mulai menyusui. Dosis tunggal sebelum tidur setelah menyusui terakhir pada hari itu dapat meminimalkan efek berbahaya obat pada bayi dan suplai ASI. Namun, antihistamin non-sedatif lebih disukai.[41]<ref name="pmid30000938">{{cite journal | vauthors = | date = October 2020 | title = Diphenhydramine | journal = Drugs and Lactation Database (LactMed) Internet | location = Bethesda (MD) | publisher = National Library of Medicine (US) | pmid = 30000938}}</ref>

Reaksi paradoks terhadap difenhidramin telah didokumentasikan, terutama pada anak-anak, dan dapat menyebabkan eksitasi, bukan sedasi.[42]<ref name="pmid18227744"/>

Difenhidramin topikal kadang-kadang digunakan terutama untuk orang-orang di rumah sakit. Penggunaan ini tanpa indikasi, dan difenhidramin topikal tidak boleh digunakan sebagai pengobatan mual karena penelitian belum menunjukkan bahwa terapi ini lebih efektif dibandingkan terapi lainnya.<ref name="AAHPMfive">{{Citation |author1 = American Academy of Hospice and Palliative Medicine |author1-link = American Academy of Hospice and Palliative Medicine |title = Five Things Physicians and Patients Should Question |publisher = [43[American Academy of Hospice and Palliative Medicine]] |work = [[Choosing Wisely]]: an initiative of the [[ABIM Foundation]] |url = http://www.choosingwisely.org/doctor-patient-lists/american-academy-of-hospice-palliative-medicine/ |access-date = 1 August 2013 |url-status = live |archive-url = https://web.archive.org/web/20130901101934/http://www.choosingwisely.org/doctor-patient-lists/american-academy-of-hospice-palliative-medicine/ |archive-date = 1 September 2013}}, which cites