Perang Inggris–Skotlandia (1650–1652): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 205:
[[Pertempuran Worcester]] adalah [[Pertempuran bernada|pertempuran-terarah]] berskala besar yang terakhir di dalam Perang Tiga Negara.{{sfn|Kenyon|Ohlmeyer|2002|p=40}} Sebelum Pertempuran Worcester, pemerintah Persemakmuran kian dimusuhi dunia internasional lantaran tindakan mereka menghukum mati Raja Charles I.{{sfn|Coward|2003|p=249}} Kemenangan di Worcester mengukuhkan posisi mereka, karena dunia kini menyaksikan sendiri betapa rakyat Inggris rela maju ke medan laga demi membela pemerintahan republik, malah mampu melakukannya dengan efektif. Ketergantungan Raja Charles I kepada kekuatan tempur angkatan perang Skotlandia dalam usahanya untuk merebut kembali takhta Kerajaan Inggris membuatnya kehilangan simpati rakyat Inggris. Raja Charles I mafhum bahwa ia harus merebut hati rakyat Inggris kalau ingin kembali menduduki takhta Kerajaan Inggris.{{sfn|Wheeler|2002|p=243}} Begitu tiba di Prancis, ia mengeluarkan pernyataan lebih baik mati di tiang gantungan daripada pulang ke Skotlandia.{{sfn|Woolrych|2002|p=499}}{{#tag:ref|Raja Charles II memegang teguh ucapannya sendiri, ia tidak pernah lagi memijak bumi Skotlandia semenjak kabur dari Worcester.{{sfn|Woolrych|2002|p=499}}|group=keterangan}} Penaklukan Skotlandia dan [[Penaklukan Irlandia oleh Cromwell|Irlandia]] melambungkan pamor pemerintah persemakmuran di mata negara-negara tetangga di Eropa Daratan. Pada awal tahun 1652, pemerintah Persemakmuran mendapatkan pengakuan dari pemerintah Prancis, Spanyol, Belanda, dan Denmark, dan angkatan lautnya pun leluasa menegakkan kedaulatan Inggris atas [[Kepulauan Channel]] dan [[Kepulauan Scilly]], maupun daerah-daerah jajahan Inggris di [[Barbados]] dan Amerika Utara.{{sfn|Wheeler|2002|p=244}} Ancaman invasi kubu Royalis yang sudah di depan mata berhasil dipatahkan.{{sfn|Coward|2003|p=249}}
Selaku pihak yang dikalahkan, Kerajaan Skotlandia harus rela menerima nasib dibubarkan, dan
Sesudah melewati pertarungan antarfaksi di dalam tubuh Parlemen Inggris maupun Angkatan Perang Baru, Oliver Cromwell memerintah negara persemakmuran Inggris selaku [[Lord Protector|Tuan Pelindung]] mulai bulan Desember 1653 sampai tutup usia pada bulan September 1658.{{sfn |Sherwood |1997 |pp=7–11}} Sepeninggal Oliver Cromwell, anaknya yang bernama [[Richard Cromwell|Richard]] menjadi Tuan Pelindung, tetapi Angkatan Perang Baru tidak begitu yakin ia mampu memimpin.{{sfn |Keeble |2002 |p=6}} Pada bulan Mei 1659, tujuh bulan sepeninggal Oliver Cromwell, Angkatan Perang Baru menyingkirkan Richard dan menaikkan kembali Parlemen Buntut,{{sfn |Keeble |2002 |p=9}} meskipun tidak lama kemudian membubarkannya lagi.{{sfn |Keeble |2002 |p=12}} Jenderal George Monck, panglima tertinggi angkatan perang Inggris di Skotlandia ketika itu,{{sfn|Woolrych|2002|p=572}} memimpin anak buahnya berkirab ke selatan, menyeberangi Sungai Tweed pada tanggal 2 Januari 1660, memasuki kota London pada tanggal 3 Februari, lantas menggelar pemilihan anggota parlemen baru. Langkah Jenderal George Monck ini melahirkan [[Parlemen Konvensi (1660)|Parlemen Konvensi]] yang mengeluarkan pernyataan pada tanggal 8 Mei 1660 bahwa Charles II sudah menjadi kepala negara yang sah semenjak Raja Charles I mangkat dihukum mati.{{sfn |Keeble |2002 |p=48}} Charles II pulang dari pembuangan dan dinobatkan menjadi Raja Inggris pada tanggal 23 April 1661,{{#tag:ref|Ia sudah dinobatkan menjadi Raja Skotlandia dua belas tahun lebih dulu pada tanggal 1 Januari 1651 di Scone,{{sfn|Woolrych|2002|p=492}} tempat penobatan tradisional raja-raja Skotlandia.{{Sfn|Rodwell|2013|p=25}}|group=keterangan}} dan dengan demikian sempurnalah pemulihan daulat raja-raja wangsa Stuart.{{sfn |Lodge |1969 |p=6}}
|