Pattimura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angel Keleyan (bicara | kontrib)
Angel Keleyan (bicara | kontrib)
Baris 38:
Pada tahun 1810, [[kepulauan Maluku]] [[Invasi Maluku|diambil alih dari penjajahan Belanda oleh Inggris]].<ref name="sudarmanto199">{{harvnb|Sudarmanto|2007|p=199}}</ref> Dampak pemerintahan baru [[Inggris]] di Maluku dinilai baik oleh semua kalangan. Rakyat tidak merasa adanya tekanan dari penguasa lama yang kembali tersebut. Hal itu dirasakan juga oleh Thomas Matulessy dan teman-teman seperjuangannya di [[Kepulauan Lease|Lease]], Kepulauan [[Maluku Tengah]]. Sesekali ia memanfaatkan kelonggaran peraturan [[Inggris|pemerintah Inggris]] itu untuk bekayuh ke [[Kota Ambon|Ambon]], mencari informasi sebanyak-banyaknya dari pusat pemerintahan Inggris di Maluku. Ketika Inggris mengumumkan penarikan pemuda-pemuda Maluku untuk menjadi bagian dari Kesatuan Militer mereka, Matulessy dan teman-temannya segera mendaftar. Sedikitpun mereka tidak ragu menjadi bagian dari barisan Bangsa Asing tersebut.<ref name="ReferenceA">{{Cite web|date=2019-08-13|title=Pattimura Pernah Jadi Tentara Inggris|url=https://historia.id/militer/articles/pattimura-pernah-jadi-tentara-inggris-PMaKO|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-01-25}}</ref>
 
Alasan kuat yang membuat Thomas Matulessy memilih bergabung adalah tugas tentaraTentara rakyatRakyat itu yang dibentuk untuk menjaga wilayah kekuasaan Inggris dari pihak luar, atau secara tidak langsung juga turut menjaga rakyatRakyat Maluku. Selain itu tidak seperti Belanda yang mengirim tentaraTentara rakyatRakyat ke [[Batavia]], Inggris akan menempatkan mereka di [[Kota Ambon|Ambon.]] Ada syarat-syarat tertentu agar dapat lolos seleksi tentaraTentara rakyatRakyat. Dua di antaranya adalah tesTes kesehatanKesehatan dan ujiUji kemampuan fisik. Setelah seluruh proses selesai dilakukan pada tahun 1816 terpilihlah 500 orang, termasuk Thomas Matulessy, untuk bergabung dalam kesatuan Ambon. Mereka dibayar cukup tinggi dan bertempat tinggal di asrama militer di Ambon.<ref name="ReferenceA"/>
 
Tidak lupa para perwiranya diberi seragam yang baik.“Latihan berperang, pendaratan di berbagai pantai berombak, berpasir putih, hingga berkarang adalah latihan-latihan yang sungguh dipersiapkan untuk menangkis dan menyerang musuh,”. Tentara Inggris cukup baik melatih para perwira baru ini. Berbagai macam pelatihan menggunakan senjata api dipelajari selama berada di sana. Oleh karena perang yang masih terus berkecamuk antara Inggris dan Prancis dibantu Belanda, pemerintahan di Maluku selalu dalam kondisi siaga. Setelah dirasa siap, Matulessy dan perwira lain disebar ke pulau-pulau di seluruh [[Negeri (Maluku)|Negeri]]<ref name="ReferenceA"/>