Pattimura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angel Keleyan (bicara | kontrib)
Angel Keleyan (bicara | kontrib)
Baris 64:
Pantung itu berisi kalimat protes: ''"cengkeh cupa-cupa, beras gantang-gantang, orang laeng yang susah, orang laeng tarima gampang."''
 
Itu merupakan sikap protes masyarakatMasyarakat atas monopoliMonopoli buah [[Cengkih|cengkehCengkeh]] & [[Pala]] yang sedang dilakukan [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|kompeniKompeni]], pada waktu itu. Pantung itu lahir dari keadaan bahwa karena hasil [[Cengkih|cengkehCengkeh]] melimpah dan kompeniKompeni datang ke negeriNegeri-negeriNegeri membuat hal-hal untuk "kasih sanang masyarakat" lalu mereka mengambil semua hasil (cengkehCengkeh, red) dengan cuma-cuma atau dengan harga sangat murah.
Hal ini menggelisahkan hati semua pendudukPenduduk sehingga memicu aksi perlawanan yang diinisiasi melalui pertemuan di gunung Saniri.
 
"Pattikakan atau Kapitan Sayyid Perintah dari Louhata Amalatu ([[Sirisori Islam, Saparua Timur, Maluku Tengah|Siri-Sori Islam]]) pegang peranan mengatur strategi. Keadaan yang semakin panas, membuat Pattikakan bergegas mengumpumpulkan para Kapitan Patasiwa -Patalima di Gunung Saniri. Lewat surat kepada paraPara kapitanKapitan, ia memberi seruan untuk berkumpul. Surat itu ditandai dengan buluBulu ayamAyam warna putihPutih dan hitamHitam, yang artinya surat harus disebar baik siang ataupun malam bagi siapapun yang menerimanya.
 
Semenjak saat itu para Kapitano/ Malesio yang berjumlah 99, mengirim pasukan kabaresinya masing - masing di mulai dari Negeri - negeri yang ada di pulau [[Saparua]], [[Nusalaut, Maluku Tengah|Nusa laut]], [[Banda Neira]], Amarima nusa hatuhaha, [[Haruku]], [[Leitimur]], [[Leihitu]], [[ambon]], [[pulau seram]] dan sekitarnya. Sedangkan untuk wilayah Seram dan sekitarnya yang di beri mandat sebagai Koordinasi Pasukan saat itu adalah " salah satu " Moyang dari Negri latu dan [[Hualoy, Amalatu, Seram Bagian Barat|Hualoy]] yaitu Kapitan Ahmad lussy menuju ke Nusa ina [[Pulau Saparua]].<ref>{{Cite web|last=onlySavior|title=perlawanan terhadap belanda dimulai dengan penyerbuan benteng belanda duurtsde pada tanggal 15 mei 1817, perlawanan ini di pimpin thomas matulesi. dalam penyerbuan ini benteng duurtstede dapat di rebut rakyat, bahkan residen belanda. van den berg ikut tewas dalam pertempuran ini.|url=https://nesia.ir/post/perlawanan-terhadap-belanda-dimulai-deng.p713|website=nesia|language=Indonesian|access-date=2023-01-25}}</ref>