'''Volunterisme'''<ref> atau '''kesukarelawanan'''<ref>{{Cite web|title=Kembangkan Kesukarelawanan di Dalam Diri Mahasiswa|url=http://m.kemenpora.go.id/index/preview/berita/1029|website=kemenpora|language=id|access-date=2021-01-21}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> adalah paham yang menyatakan bahwa kehendak adalah kunci untuk segala yang terjadi dalam hidup [[manusia]].<ref name="isme">A. Mangunhardjana. 1997. Isme-Isme dalam Etika dari A sampai Z. Yogyakarta: Kanisius. 237-239.</ref> '''Kehendak''' manusia memiliki kontrol penuh atas apa yang ia anggap baik dan benar.<ref name="Audi">{{en}}Richard Foley.1995. 'Voluntarism'. Robert Audi,ed. In ''The Cambridge Dictionary of Philosophy''. Cambridge:Cambridge University Press. 844-855.</ref> Kehendak manusia menjadi dasar paling fundamental dalam pengambilan keputusan [[moral]].<ref name="Audi" /><ref name="Bagus">Lorens Bagus. 2000. ''Kamus Filsafat''. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. 1160-1164.</ref> Kehendak dipandang lebih unggul dibandingkan hal-hal lain yang biasanya dalam [[etika]] dipandang sebagai sumber moral, seperti "suara hati", kemampuan [[rasio]]nal, [[intuisi]], [[tradisi]], dan perasaan-perasaan manusia.<ref name="Bagus" /><ref name="Avey">{{en}}Albert E. Avey. 1954. ''Handbook in the History of Philosophy''. New York: Barnes & Noble. 292</ref>