Grebeg: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
* [[Maulid Nabi Muhammad|12 Rabiulawal]]
* [[Idulfitri|1 Syawal]]
* [[Iduladha|10 Zulhijah]]
}}|begins=Abad ke-16 M|ends=|frequency=3 kali dalam setahun|venue=|location={{unbulleted list
|[[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat]]
|[[Keraton Surakarta Hadiningrat]]
|[[Kesultanan Kasepuhan]]
|[[Kabupaten Demak]]
}}|coordinates=|country=Indonesia|years_active=|last=|prev=|next=|participants=|attendance=|capacity=|area=|budget=|activity=[[Pawai]] [[gunungan]]|leader_name=|patron=|filing=|people=|sponsor=<!-- | or sponsors = -->|current=|footnotes=|native_name=ꦒꦉꦧꦼꦒ꧀|native_name_lang=jv}}
'''Grebeg''' adalah perayaan rutin yang diadakan masyarakat [[suku Jawa|Jawa]] untuk memperingati suatu peristiwa penting. Perayaan utamanya diadakan oleh [[Kasunanan Surakarta|Keraton Surakarta Hadiningrat]] dan [[Kesultanan Yogyakarta|Keraton Yogyakarta Hadiningrat]] untuk memperingati [[Maulid Nabi Muhammad]]. Grebeg menjadi acara terakhir dalam perayaan tahunan [[Sekaten]]. Grebeg juga dilakukan oleh pemerintahan lokal dan masyarakat pedesaan. Tujuan perayaan Grebeg adalah sebagai ucapan syukur terhadap kemakmuran yang diberikan kepada masyarakat. Ini dilambangkan dengan mempersembahkan [[gunungan]] secara berpasangan. Gunungan ini tersusun dari hasil bumi yang dirangkai pada kerangka berbentuk menggunung dan kemudian dibawa berkeliling. Setelahnya, masyarakat akan berebut isi dari Gunungan.<ref>{{Cite book|last=Soelarto|first=Bambang|date=1993|url=|title=Garebeg di Kasultanan Yogyakarta|location=Yogyakarta|publisher=Kanisius|isbn=979-413-830-4|pages=|url-status=live}}</ref> Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta melakukan Grebeg secara turun-temurun. Grebeg dijadikan sebagai wisata budaya bagi para turis lokal maupun mancanegara.{{Sfn|Brata|2009|p=60}}
Baris 10 ⟶ 20:
Dalam Grebeg di Keraton Yogyakarta, persembahan utamanya adalah gunungan yang terdiri dari enam macam. Satu gunungan diberikan ke [[Pura Pakualaman]] dan lima gunungan dibawa ke [[Masjid Kauman Semarang|Masjid Besar Kauman]] untuk diperebutkan oleh warga.{{Sfn|Brata|2009|p=62}} Gunungan Grebeg merupakan hadiah dari sultan yogyakarta kepada orang-orang yang datang ke Keraton Yogyakarta agar dimakan bersama. Masyarakat Jawa meyakini adanya berkah sultan dalam gunungan grebeg.{{Sfn|Brata|2009|p=67}}
Keraton Surakarta juga mempersembahkan gunungan dalam perayaan Grebeg, Gunungan ini berawal dari dakwah [[Wali Songo]] di [[Jawa|Pulau Jawa]] yang berlandaskan pada [[Al-Qur'an]] [[surah An-Nahl]] ayat 16. Salah satu metode dakwah yang digunakan adalah menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan masyarakat termausk kesenian dan budayanya.{{Sfn|Adib dan Suddhono|2018|p=291-292}} Gunungan Grebeg dianggap sebagai bentuk
== Pemaknaan ==
|