Keris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Duyaba (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Raden bayuaji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 265:
Tangguh keris tidak bersifat mutlak karena deskripsi setiap tangguh pun dapat bersifat tumpang tindih. Selain itu, pustaka-pustaka lama tidak memiliki kesepakatan mengenai empu-empu yang dimasukkan ke dalam suatu tangguh. Hal ini disebabkan tradisi lisan yang sebelum abad ke-20 dipakai dalam ilmu ''padhuwungan''.
 
Meskipun tangguh tidak identik dengan umur, tangguh keris (Jawa) yang tertua yang dapat dijumpai saat ini adalah ''tangguh Buda'' (atau keris Buda). Keris pusaka tertua dianggap dan masih dugaan berasalyaitu dari tangguh Pajajaran, yaitu dari periode ketika sebagianbagian paling barat Jawa Tengah masih di bawah pengaruh [[Kerajaan Galuh]] ini pun sebenarnya bukanlahbukan keris melainkan senjata kadga dan tidak bisa menjadi acuan pula sebab sebelum hindu masuk, Jawa sudah memiliki senjata senjata asli pribumi sendiri, dan kadga sezaman dengan Kerajaan Mataram kuno dilihat dari arca dwarapala pada candi Sewu yang dibagian pinggang belakang membawa kadga. Keris pusaka termuda adalah dari masa pemerintahan [[Pakubuwana X]] (berakhir 1939). Selanjutnya, kualitas pembuatan keris terus merosot, bahkan di Surakarta pada dekade 1940-an tidak ada satu pun pandai keris yang bertahan.<ref name=Murtidjono>Murtidjono. 1991. Besalen-besalen di Surakarta Masa Kini. Dalam:''Sarasehan Seni Kriya Keris Jakarta 1991. Kumpulan Makalah.'' Panitia Pameran dan Sarasehan Seni Kriya Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 35–42.</ref>
 
Kebangkitan seni kriya keris di Surakarta dimulai pada tahun 1970, dibidani oleh K.R.T. [[Hardjonagoro]] (Go Tik Swan) dan didukung oleh Sudiono Humardani,<ref name=Murtidjono/> melalui perkumpulan ''Bawa Rasa Tosan Aji''. Perlahan-lahan kegiatan pandai keris bangkit kembali dan akhirnya ilmu perkerisan juga menjadi satu program studi pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta (sekarang [[ISI Surakarta]]).