Swarga: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 17:
Di dalam gita-gita puja ''[[Atharwaweda|Atarwaweda]]'', Swarga dipahami sebagai Pitraloka, alam tempat orang dapat berjumpa dengan para leluhurnya. Berdiam di Pitraloka merupakan pahala yang dikaruniakan kepada orang-orang yang rajin berkurban. Dikatakan bahwa kurban-kurban yang dipersembahkan akan serta-merta terangkat ke Swarga dan tersimpan di sana, menanti kedatangan arwah orang yang mempersembahkannya. Di dalam salah satu gita puja, Swarga digambarkan sebagai alam permai penuh kembang teratai dan bunga seroja, danau-danau mentega berpantai madu, juga sungai-sungai yang mengalirkan anggur, susu, dadih, dan air. Memuliakan tetamu dengan memberi hadiah juga dikatakan sebagai salah satu kebajikan yang mendatangkan pahala Swarga.<ref>{{Cite book |url=https://books.google.com/books?id=OUloBHBEyOcC&dq=svarga+heaven&pg=PA59 |title=The Atharva-Veda Described: With a Classified Selection of Hymns, Explanatory Notes and Review |date=1897 |publisher=Christian Literature Socity for India |pages=59–60 |language=en}}</ref>
Pustaka [[Brahmasutra|''Wedantasutra'']] memerikan gagasan [[reinkarnasi|perpindahan]] ''[[jiwa]]'' (nyawa) dari Swarga ke Buloka. Menurut pustaka ini, ''jiwa'' yang rajin berkurban dan [[Dāna|berderma]] semasa hidup di dunia akan
''[[Mundakopanisad]]'' menandaskan betapa pentingnya pelaksanaan upacara-upacara Weda demi beroleh pahala Swarga.<ref>{{Cite book |last1=Satchidanandendra |first1=Swami |url=https://books.google.com/books?id=ZMkbWhjE2M4C&dq=one+attains+svarga&pg=PA29 |title=The Method of the Vedanta: A Critical Account of the Advaita Tradition |last2=Saraswati |first2=Swami Satchidanandendra |date=1997 |publisher=Motilal Banarsidass Publ. |isbn=978-81-208-1358-8 |pages=29 |language=en}}</ref>
|