Babi ngepet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Afief mzfr (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Afief mzfr (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Guru Besar Pendidikan Bahasa Jawa pada Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) ''Universitas Negeri Yogyakarta'' (''UNY''), Prof. Suwardi Endraswara, dalam bukunya ''Dunia Hantu Orang Jawa'' memaparkan mitos setempat ini sebagai penjelmaan dari seseorang yang menggunakan ilmu hitam pesugihan dengan cara mengubah dirinya untuk sementara menjadi babi siluman sehingga dapat dengan mudah melakukan pencurian. ''Asian Folklore Studies'' terbitan Asian Folklore Institute memaparkan bahwa konsep perubahan manusia ke binatang ini serupa dengan konsep werewolf di Barat.<ref>{{Cite book|title= Asian folklore studies, Volume 65, Issues 1-2 |publisher= Asian Folklore Institute |author= Asian Folklore Institute |author2= Society for Asian Folklore |author3= JSTOR (Organization) |author4= American Theological Library Association |date= 20 Juli 2010 |url= https://books.google.com/books?id=XhANAQAAMAAJ}}</ref>
 
Mitos menceritakan bahwa tindakan pesugihan ini dilakukan hanya pada malam hari tertentu dan oleh dua orang, biasanya sepasang suami istristrii dengan suami sebagai tuan yang akan menjadi babi dan istristrii sebagai pembantunya. Tindakan ini didahului dengan puasa beberapa hari sebelumnya. Tindakan ini juga disertai sesaji yang terdiri atas kembang setaman, minyak wangi, kopi pahit, jajan pasar, kemenyan atau setanggi dan darah ayam cemani, serta dilengkapi dengan baskom berisi air yang di tengahnya ditaruh sebatang lilin atau lampu minyak kecil (senthir).{{Butuh rujukan}}
 
Tindakan dimulai dengan si tuan akan membungkus dirinya dengan kain hitam sehingga secara ajaib berubah bentuk menjadi seekor babi. Si Babi Ngepet ini kemudian akan keliling kampung dengan hati-hati agar tidak terlihat orang untuk mencuri. Hanya dengan menggesekkan tubuhnya ke dinding rumah, maka uang dan perhiasan pemilik rumah secara ajaib akan terambil. Sebelum fajar datang, Si Babi Ngepet akan pulang ke rumah dan berubah bentuk kembali menjadi manusia, dengan kain hitamnya terisi uang dan perhiasan yang dicuri.{{Butuh rujukan}}
Baris 14:
 
== Asal usul ==
Mitos menceritakan bahwa bahwa siluman babi ini berasal dari Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur. Pelaku yang ingin menguasai ilmu hitam pesugihan ini bersama istrnyaistriinya akan datang ke gunung menemui kuncen. Setelah mereka menyerahkan sesajen dan uang mahar dan menyatakan siap menanggung segala akibatnya, maka kuncen akan mempertemukan mereka dengan siluman babi. Si pelaku akan membuat perjanjian menyerahkan tumbal nyawa dari kerabat dekat yang disayangi, biasanya anaknya sendiri. Jika janji ini tidak dipenuhi, maka nyawa si pelaku sendiri yang akan menjadi gantinya. Setelah itu si pelaku akan memakan kotoran dari siluman babi lalu kuncen akan memberikan petunjuk serta alat kerja berupa sebuah kain hitam ghaib.<ref>{{Cite book |title= Cerita Rakyat Betawi |publisher= Dinas Museum & Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta |date= 2004 |url= https://jakarta.go.id/artikel/konten/5/babi-ngepet |access-date= 2021-04-28 |archive-date= 2021-04-28 |archive-url= https://web.archive.org/web/20210428023558/https://jakarta.go.id/artikel/konten/5/babi-ngepet |dead-url= yes }}</ref>
 
== Berita ==