Garuda Indonesia Penerbangan 206: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 52:
| casualties3 =
}}
 
Wakil Panglima TNI [[Laksamana]] [[Sudomo]] langsung memerintahkan [[Komando Pasukan Khusus|Kopassus]] [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]], melakukan serangan [[Kontraterorisme|kontra teroris]] untuk menyelamatkan para sandera. Pasukan komando meminjam McDonnell Douglas dari Garuda Indonesia yang mirip dengan pesawat yang dibajak selama tiga hari untuk latihan penyergapan. Tim dipersenjatai dengan senjata baru, termasuk [[Heckler & Koch MP5]]. Mereka berangkat ke Thailand menggunakan pesawat Garuda Indonesia [[McDonnell Douglas DC-10]]. Pada hari Senin tanggal 31 Maret 1981, tim telah siap, namun pemerintah Thailand tidak memberikan izin kepada pasukan Indonesia untuk mengambil alih pesawat tersebut karena berada di wilayah Thailand. Dalam keputusasaan, Kepala Intelijen Strategis Indonesia [[Leonardus Benyamin Moerdani|Benny Moerdani]] menghubungi seorang teman di stasiun [[Badan Intelijen Pusat|CIA]] di Bangkok untuk membujuk pemerintah Thailand agar memberikan izin.