Universitas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Universitas periode modern awal: perbaikan typo |
|||
Baris 65:
Tensi epistemologis antara ilmuwan dan universitas juga diperparah dengan realita ekonomi penelitian pada masa ini. Ilmuwan-ilmuwan individual, asosiasi, serta universitas, semuanya bersaing untuk mendapatkan pendanaan yang terbatas. Ada pula persaingan dari pembangunan kolese-kolese baru yang didirikan oleh pihak-pihak swasta yang didesain untuk memberikan pendidikan gratis kepada masyarakat umum, atau diciptakan pemerintah lokal untuk memenuhi permintaan pengetahuan sebagai pengganti universitas-universitas tradisional.<ref>Feingold, M. (1991). Tradition vs novelty: universities and scientific societies in the early modern period. In P. Barker & R. Ariew (Eds.), Revolution and continuity: essays in the history and philosophy of early modern science, Studies in philosophy and the history of philosophy. Washington, D.C: Catholic University of America Press, pp. 46-50.</ref> Meskipun universitas biasanya mendukung penelitian-penelitian saintifik baru dan menyediakan pelatihan serta otoritas dasar untuk melakukan riset dan membuat kesimpulan, universitas-universitas itu biasanya tidak dapat bersaing dengan sumber daya yang tersedia secara swasta.<ref>{{cite journal | last1 = See | first1 = | last2 = Baldwin | first2 = M | year = 1995 | title = The snakestone experiments: an early modern medical debate | url = https://archive.org/details/sim_isis_1995-09_86_3/page/394 | doi = 10.1086/357237 | journal = Isis | volume = 86 | issue = 3| pages = 394–418 }}</ref>
[[Berkas:Ur947.jpg|jmpl|kiri|Universitas di
Pada akhir periode modern awal, struktur dan organisasi pendidikan tinggi sudah jauh berubah, lebih mirip dengan struktur serta organisasi yang ada dalam konteks modern. Aristoteles tidak lagi digunakan sebagai fokus epistemologis dan metodologis perguruan tinggi. Selain itu, ada pula orientasi sains yang lebih mekanistik. Peran pengetahuan teologis telah digantikan dan ilmu humaniora telah menjadi bidang ilmu baru. Ada pula semacam keterbukaan baru untuk mengonstruksi dan mendiseminasi pengetahuan yang kemudian menjadi hal yang diperlukan bagi pendirian negara modern.
|