Iha, Saparua Timur, Maluku Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
|nama dati2 = Maluku Tengah
|kecamatan = Saparua
|nama pemimpin = Tedi Kaisupy
|luas = 13 km2
|penduduk = 1000 jiwa
|kepadatan =
}}
'''Iha''' adalah sebuah [[negeri]] di [[kecamatan]] [[Saparua, Maluku Tengah|Saparua]], [[Kabupaten Maluku Tengah|Maluku Tengah]], [[Maluku]], [[Indonesia]]. Iha merupakan salah satu negeri dari tiga negeri di Saparua yang memiliki penduduk mayoritas Islam. Negeri ini memiliki hubungan gandong dengan [[Ihamahu, Saparua, Maluku Tengah|Ihamahu]]
.
 
== Kilas sejarah ==
Baris 23 ⟶ 22:
Warga negeri Iha yang mengungsi akibat kerusuhan di Maluku tahun 1999 akhirnya menetap di tanah-tanah dati/petuanan negeri lain seperti Liang, Sepa, Tamilouw dan Luhu. Oleh juru bicara negeri Iha, mereka menyebutkan bahwa mungkin 20 atau 30 tahun yang akan datang abru mereka akan kembali lagi ke negeri lama.
 
== PengingkaranHubungan sejarahsosial ==
=== Hubungan dengan negeri-negeri tetangga ===
Pada masa konflik maluku 1998-2002, Iha yang bersaudara kandung (satu gandong satu moyang) dengan Ihamahu melakukan sebuah pengingkaran sejarah. Warga Iha menanggap bahwa Ihamahu yang merupakan gandong Iha seharusnya ikut menolong negeri itu ketika diserang oleh negeri-negeri tetangga, tetapi pada faktanya Ihamahu justru terlibat dalam penyerangan ke Iha.
Sebelum pecah konflik sektarian yang melanda Maluku pada 1999, secara umum hubungan sosial antara penduduk Iha dengan negeri-negeri tetangga terbilang cukup baik. Iha adalah salah satu dari tiga negeri mayoritas Muslim di [[Pulau Saparua]], bersama [[Kulur, Saparua, Maluku Tengah|Kulur]] dan [[Sirisori Islam, Saparua Timur, Maluku Tengah|Sirisori Islam]]. Khususnya di wilayah [[Hatawano]], terdapat 5 negeri dan satu kampung, kecuali Iha, semuanya beragama Kristen Protestan. Menurut beberapa tuturan, Masjid Nurul Insan merupakan buah tangan dan bantuan yang diberikan oleh Ihamahu, yang pembangunannya juga dibantu oleh warga [[Nolloth, Saparua Timur, Maluku Tengah|Nolloth]] serta [[Itawaka, Saparua Timur, Maluku Tengah|Itawaka]].
 
Pada 1999 Negeri Iha yang penduduknya paling sedikit ini menghadapi gempuran dari pihak Kristen di berbagai arah. Kekuatan yang tidak seimbang memaksa penduduk Iha untuk mengungsi dengan cara berenang ke laut hingga mencapai kapal milik TNI yang berlabuh beberapa puluh meter lepas pantai Iha. Kapal ini nantinya membawa pengungsi Iha ke beberapa lokasi pengungsian, utamanya ke Lohy di [[Sepa, Amahai, Maluku Tengah|Sepa]] dan Lengkong di [[Liang, Salahutu, Maluku Tengah|Liang]]. Sampai saat ini, Raja Iha serta seluruh perangkat pemerintahan negeri masih menjalankan administrasi dari pengungsian mereka di Lohy. Masyarakat Iha yang berdiam di Lohy dikenal sebagai Ihalohy, sementara yang berdiam di Lengkong dikenal sebagai Iha Liang. Kelompok pertama beserta Raja Iha terbilang enggan untuk segera kembali ke bekas reruntuhan negeri mereka. Ada pun kelompok kedua, mereka termasuk lebih proaktif terhadap wacana pemulangan masyarakat Iha ke kampung halamannya.
 
Para penyerang yang menggempur Iha diketahui beberapa di antaranya merupakan warga [[Ihamahu, Saparua Timur, Maluku Tengah|Ihamahu]] dan Itawaka, yang secara adat memiliki hubungan ''gandong'' dengan warga Iha. Fakta ini sangat mengejutkan karena rupanya sistem sosial yang ada tidak mampu membendung solidaritas agama dalam konflik bernuansa SARA tersebut. Bagi sebagian pihak, kejatuhan Iha dipandang sebagai pembalasan atas kejatuhan beberapa kampung Kristen, baik di Saparua maupun di luar Saparua. Intensitas penyerangan terhadap Iha ditingkatkan pasca kejatuhan dan dibakar habisnya Negeri [[Kariu, Pulau Haruku, Maluku Tengah|Kariu]] di Pulau Haruku, [[Waai, Salahutu, Maluku Tengah|Waai]] di Pulau Ambon, dan [[Sirisori Amalatu, Saparua Timur, Maluku Tengah|Sirisori Amalatu]] di Pulau Saparua.
 
Proses pemulangan masyarakat Iha dari pengungsian saat ini belum terjadi dikarenakan adanya konflik internal di kalangan mereka. Walaupun demikian, pihak yang ingin pulang telah membangun gapura selamat datang di Iha serta sebuah rumah singgah. Masyarakat Ihalohy yang belum mau pulang sepenuhnya, tiap tahun selalu menziarahi reruntuhan negeri mereka dan membersihkan kuburan. Masyarakat Kecamatan Saparua Timur, khususnya negeri-negeri di Hatawano yang bertetangga dan pernah berkonflik langsung dengan Iha secara umum menerima dan menghendaki pemulangan masyarakat Iha. Selain sebagai negeri tertua, tanpa Iha disebutkan bahwa Saparua Timur belum lengkap dan terus akan menunggu Iha kembali.
 
== ''Gandong'' ==
Cerita kedatangan moyang dengan [[gosepa]] dari Pulau Seram menjadi awal mula ikat ''gandong'' antara Iha sebagai kakak tertua dengan [[Tuhaha, Saparua Timur, Maluku Tengah|Tuhaha]] dan [[Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah|Ullath]]. Moyang Iha adalah seorang Arab yang bersama adik-adiknya hijrah ke Pulau Seram dan menetap sekian lama di wilayah Sepa, Seram Selatan. Mereka kemudian pergi ke Saparua untuk membangun negeri. Gosepa yang digunakan mendarat di Putiori, di wilayah Itawaka yang sekarang. Mereka meninggalkan Putiori untuk naik ke perbukitan dan mendirikan negeri masing-masing di sana. Moyang Iha bernama Kasim dan kelak di kemudian hari menurunkan fam atau matarumah Amahoru. Moyang Tuhaha bernama Tasim dan anak keturunannya menggunakan nama fam Aipassa. Sementara yang bungsu menurunkan matarumah Nikijuluw di Ullath, serta matarumah Nengkelwa di Kulur dan Ninkeula di Nolloth yang asal-muasalnya dari Ullath. Hingga saat ini, Amahoru masih memiliki kedudukan sah sebagai Raja Iha dan Nikijuluw memegang tampuk pemerintahan di Ullath turun-temurun. Ada pun Aipassa yang menolak perintah VOC untuk merelokasi permukiman ke pesisir melepaskan hak kekuasaannya dan mengalihkannya kepada matarumah Sasabone. Jadilah matarumah ini sebagai pemegang kekuasaan raja di Tuhaha. Pada masa berikutnya, melalui perkawinan keluarga, matarumah Tanalepy juga memiliki hak untuk menjadi Raja Tuhaha.
 
== ''Pela'' ==
Iha ber-[[pela]] dengan dua negeri, yaitu [[Kulur, Saparua, Maluku Tengah|Kulur]] di Pulau Saparua dan [[Samasuru, Teluk Elpaputih, Maluku Tengah|Samasuru]] di Pulau Seram. Ada pula yang menyebutkan bahwa [[Porto, Saparua, Maluku Tengah|Porto]] juga terikat pela dengan Iha. Namun, hal ini belum dikonfirmasi dengan kedua negeri.
 
== Referensi ==