Pura Mangkunagaran: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sam Hidayat (bicara | kontrib) |
Sam Hidayat (bicara | kontrib) |
||
Baris 63:
Pintu gerbang kedua menuju halaman dalam tempat tempat berdirinya ''Pendhapa Ageng'' yang berukuran 3.500 meter persegi. Pendopo yang dapat menampung lima sampai sepuluh ribu orang orang ini, selama bertahun-tahun dianggap pendopo yang terbesar di Indonesia. Tiang-tiang kayu berbentuk persegi yang menyangga atap joglo diambil dari pepohonan yang tumbuh di Alas Kethu, hutan yang dahulu dimiliki Mangkunegaran, di perbukitan [[Wonogiri]]. Seluruh bangunan ini didirikan tanpa menggunakan paku.
Warna kuning dan hijau yang mendominasi pendopo adalah warna ''
Tempat di belakang pendopo terdapat sebuah beranda terbuka, yang bernama ''Pringgitan'', yang mempunyai tangga menuju ''Dalem Ageng'', sebuah ruangan seluas 1.000 meter persegi, yang secara tradisional merupakan ruang tidur pengantin kerajaan, sekarang berfungsi sebagai museum. Selain memamerkan ''petanen'' (tempat persemayaman [[Dewi Sri]]) berlapiskan tenunan [[sutera]] yang menjadi pusat perhatian pengunjung, museum ini juga memamerkan perhiasan, senjata-senjata, pakaian-pakaian, medali-medali, perlengkapan wayang, uang logam, gambar adipati-adipati Mangkunegaran serta berbagai benda-benda seni.
|