Museum Pusaka Karo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Sofi Solihah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
|curator=Kriswanto Ginting|key_holdings=Rumah Gugung Tirto Meciho}}
'''Museum Pusaka Karo''' adalah salah satu museum di [[Sumatera Utara]], Indonesia yang menyimpan koleksi barang-barang [[pusaka]] masyarakat [[Suku Karo|Karo]]. Museum ini didirikan oleh [[misionaris]] [[Ordo Saudara Dina Kapusin|Kapusin]] [[Belanda]] bernama [[Leo Joosten|Leonardus Egidius Joosten]].<ref name="KATmuseID">{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/9d1f628b443fbe96e99a3f02a7291055.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid I|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=48|url-status=live}}</ref> Bangunan museum ini sebelumnya merupakan gedung Gereja Katolik Santa Maria Berastagi yang sudah tidak digunakan lagi.<ref name="KATmuseID"/> Pembangunan museum dimulai pada tahun 2010 dan peresmian dilakukan pada tanggal 9 Februari 2013 oleh [[Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya]], [[Ahman Sya]] dan [[Lisa Tirto]].<ref name="KATmuseID"/> Museum Pusaka Karo berada dalam pengelolaan [[Yayasan Pusaka Karo]]. Koleksi Museum Pusaka Karo berupa benda pusaka asli Karo yang disumbangkan atau dititipkan oleh masyarakat Karo.<ref name="KATmuseID"/>
 
=== Koleksi museum ===
Museum memiliki 70 koleksi berharga, di Museum Pusaka Karo, koleksi benda sejarah tidak hanya berasal dari institusi atau sumber formal, namun juga disumbangkan oleh warga sekitar 30 individu yang menyerahkan berbagai barang bersejarah untuk dipamerkan di museum. Namun, barang-barang ini dipinjamkan dan dapat dikembalikan kapan saja sesuai kebutuhan pemiliknya.
 
Museum ini memiliki lebih dari 800 buah koleksi benda sejarah yang berasal dari berbagai periode, bahkan sejak abad ke-18. Barang-barang ini, yang sebagian besar sudah cukup tua, menyimpan banyak cerita masa lalu, seperti anting-anting, perkakas pertukangan dan berburu, peralatan pertanian, topeng, dan masih banyak lagi.<ref name=":0">{{Cite web|date=2023-08-19|title=Museum Pusaka Karo - Sejarah, Koleksi, Lokasi & Ragam Aktivitas - Andalas Tourism|url=https://www.andalastourism.com/history/museum-pusaka-karo|language=en-US|access-date=2024-05-21}}</ref>
 
Salah satu peninggalan sejarah yang menarik adalah koleksi Pustaka Lak-lak. Pustaka Lak-lak merupakan buku dengan aksara kuno yang dimiliki oleh Suku Karo. Buku-buku ini terbuat dari kulit kayu dan ditulis dengan aksara asli Karo. Isinya mencakup mantra-mantra yang dituliskan dengan tinta yang terbuat dari getah kayu.
 
Buku-buku kuno ini bervariasi dalam ukuran, mulai dari yang kecil hingga ukuran yang lebih besar. Sebagian buku kuno ini pada awalnya dibawa oleh Belanda dari Tanah Karo, namun kemudian dikembalikan dan dipamerkan di museum sebagai peninggalan khas dari Suku Karo. Anda masih bisa melihat koleksi buku kuno ini ketika mengunjungi Museum Pusaka Karo.<ref name=":0" />
 
== Referensi ==