Wawancara kognitif: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~cite |
Gatez Nahak (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
Baris 4:
Pada tahun 1975, [[RAND Corporation]] menyelesaikan sebuah studi tentang penyelidikan kriminal. Studi tersebut menemukan bahwa kesaksian dari saksi mata menjadi faktor penting dalam menentukan apakah suatu kasus dapat terpecahkan atau tidak.<ref>Rand Corporation. (1975) The criminal investigation process (Vol. 1-3). Rand Corporation Technical Report R-1776-DOJ, R-1777-DOJ, Santa Monica, CA</ref> Namun, telah diketahui bahwa banyak laporan saksi mata tidak dapat diandalkan karena dapat bersifat tidak lengkap, sebagian dibuat-buat, dan rentan terhadap sugesti selama proses wawancara. <ref name="Loftus">Loftus, E. F. (1975). Leading questions and eyewitness report. ''Cognitive Psychology, 7'', 560-572.</ref> <ref name="LoftusZanni">Loftus, E. F., Zanni, G. (1975). Eyewitness testimony: The influence of the wording of a question. ''Bulletin of the Psychonomic Society, 5'', 86-88.</ref> Studi-studi menunjukkan bahwa teknik wawancara, seperti penggunaan pertanyaan yang mengarah dan pertanyaan tertutup, dapat memengaruhi jawaban yang diberikan oleh pihak yang diwawancarai. <ref name="Loftus" /> <ref name="LoftusZanni" /> Sejumlah teknik tersebut dieksplorasi oleh [[Elizabeth Loftus]], seorang peneliti yang mempelajari kesaksian saksi mata, disinformasi, dan [[Ingatan semu|ingatan palsu.]]{{Butuh rujukan|date=January 2024}}<sup class="noprint Inline-Template Template-Fact" style="white-space:nowrap;">[]</sup>
Pada tahun 1984, teknik wawancara kognitif dikembangkan oleh peneliti Geiselman, Fisher, dan rekan-rekan mereka sebagai respons terhadap teknik wawancara polisi yang tidak efektif yang digunakan pada masa lampau. Tujuan mereka adalah untuk mengusulkan metode yang dapat meningkatkan akurasi kesaksian saksi mata. Mereka menemukan bahwa ketika peserta dilatih menggunakan teknik pengambilan memori, mereka mengingat lebih banyak informasi yang benar tentang suatu kejadian dibandingkan dengan yang tercantum dalam [[Angket|kuesioner]] . <ref name="Geiselman 1984">Geiselman, R. E., Fisher, R. P., Firstenberg, I. Hutton, L. A., Sullivan, S. J., Avetissain, I. V., Prosk, A. L. (1984). Enhancement of eyewitness memory: An empirical evaluation of the cognitive interview. ''Journal of Police Science and Administration, 12[1]'', 74-80.</ref> Teknik ini didasarkan pada empat aturan umum pengambilan memori yang berdasarkan prinsip spesifikasi enkoding, dan asumsi bahwa jejak memori biasanya kompleks dengan berbagai jenis informasi. <ref name="Geiselman 1984" /> Pada tahun 1985, Geiselman, Fisher, serta rekan-rekan mereka MacKinnon dan Holland juga menunjukkan bahwa wawancara kognitif memiliki validitas ekologis dengan menghadirkan peserta menyaksikan video kejahatan kekerasan yang disimulasikan. <ref name="GeiselmanFisherMacKinnonHolland 1985">Geiselman, R. E., Fisher, R. P., MacKinnon, D. P., & Holland, H. L. (1985). Eyewitness memory enhancement in the police interview: Cognitive retrieval mnemonics versus hypnosis. ''[[Journal of Applied Psychology]], 70[2]'', 401-412.</ref> Konsep asli wawancara kognitif kemudian direvisi pada tahun 1987 oleh Fisher, Geiselman, dan rekan-rekan mereka. Revisi tersebut mencakup ide struktur wawancara yang lebih kompatibel dengan cara otak mengambil memori. Versi yang direvisi dari wawancara kognitif menunjukkan peningkatan sebesar 45 persen dalam informasi yang benar yang diambil. <ref name="Fisher, Geiselman, Raymond, Jurevich, Warhaftig1987">Fisher, R. P., Geiselman, R. E., Raymond, D.S., Jurkevich, L. M., Warhaftig, M. L. (1987). Enhancing enhanced eyewitness memory: Refining the cognitive interview. ''Journal of Police Science and Administration, 15'', 291-297</ref> Pada tahun 1992, Fisher dan Geiselman menulis [[Transmisi manual|manual]] pelatihan untuk layanan investigasi tentang cara melakukan wawancara kognitif. <ref name="FisherGeiselman1992">Fisher, R. P., & Geiselman, R. E. (1992). Memory enhancing techniques for investigative interviewing: The cognitive interview. Springfield, IL: Charles C. Thomas.</ref> Teknik yang mereka kembangkan saat itu banyak digunakan oleh berbagai layanan investigasi, termasuk [[Departemen di Prancis|departemen]] kepolisian, penyelidik swasta, dan pengacara.{{Butuh rujukan|date=January 2024}}<sup class="noprint Inline-Template Template-Fact" style="white-space:nowrap;">[ ]</sup>
== Referensi ==
|