Pantun Melayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hendri Saleh (bicara | kontrib)
k Referensi
Hendri Saleh (bicara | kontrib)
k Orang Melayu yang tidak berpantun
 
Baris 42:
 
Pantun merupakan media jati diri orang Melayu. Menurut Tenas Effendy, jati diri orang Melayu adalah pola pikir dan perilaku yang dekat dengan nilai-nilai luhur agama Islam, budaya dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakt tersebut.<ref>{{Cite book|last=Effendy|first=Tenas|date=2004|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=688895|title=Tunjuk Ajar Melayu (Butir-Butir Budaya Melayu Riau)|location=Yogyakarta|publisher=Adi Cita|isbn=979-9246-82-2|pages=1 - 2|url-status=live}}</ref>
 
Jati diri bagi orang Melayu sangat penting, Tenas Effendy menyebut, orang yang kehilangan jati diri disebut dengan ''lupa diri'' atau ''lupa pakaian''. Jadi, orang Melayu yang tidak pandai berpantun sama artinya dengan tidak ada jati diri atau tidak berpakaian.
 
== Pranala luar ==