Filsafat Jepang: Perbedaan antara revisi

Filsuf jepang melibatkan keterlibatan pribadi daripada pelepasan impersonal dan mencoba memahami realitas dengan bekerja di dalamnya daripada orang yang mencoba memahaminya dengan berdiri terpisah darinya. [<ref>{{Cite book|last=Kasulis|first=Thomas|date=2022|url=https://wwwplato.britannicastanford.comedu/topicarchives/Japanesewin2022/entries/japanese-philosophy/The|title=Japanese Philosophy|publisher=Metaphysics Research Lab, Stanford University|editor-earlylast=Zalta|editor-modern-periodfirst=Edward <nowiki>[2]N.|edition=Winter 2022|editor-last2=Nodelman|editor-first2=Uri}}</nowikiref>]

Filsafat estetika Jepang mencakup konsep-konsep seperti wabi-sabi, mono no aware, dan yūgen. Wabi-sabi menekankan keindahan dalam ketidaksempurnaan dan kefanaan, sementara mono no aware merujuk pada apresiasi kesedihan yang melekat pada perubahan dan kefanaan hidup. Yūgen mengacu pada kehalusan dan kedalaman yang misterius dalam seni dan alam. [<ref>{{Cite journal|date=2023-11-20|title=Japanese philosophy|url=https://wwwen.britannicawikipedia.comorg/topicw/Japanese-philosophy/The-early-modern-period <nowiki>[3]index.php?title=Japanese_philosophy&oldid=1185959435|journal=Wikipedia|language=en}}</nowikiref>]

<references responsive="" />