Pararaton: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nusantara1945 (bicara | kontrib)
k Penambahan referensi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Edit aksara jawa memakai ta murda dan tambah sedikit info.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 1:
'''''Pararaton'''''<ref>{{Cite web|title=Majapahit Prana: Kitab Pararaton (terjemahan)|url=http://majapahitprana.blogspot.com/p/kitab-pararaton-terjemahan.html|website=Majapahit Prana|access-date=2024-04-25}}</ref> (ꦥꦫꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦥꦫꦫꦡꦺꦴꦤ꧀) atau '''Kakawin Kenhangrok''', (dari [[bahasa Jawa]]: "''Para Ratu''", yang berarti "Para Penguasa") adalah sebuah kitab naskah [[Sastra Jawa Pertengahan]] yang digubah dalam bahasabentuk Jawa Kawi[[kakawin]]. Naskah ini cukup singkat, berupa 32 halaman seukuran folio yang terdiri dari 1126 baris. Isinya adalah sejarah raja-raja [[Singhasari]] dan [[Majapahit]] di Jawa Timur. Kitab ini juga dikenal dengan nama ''"Pustaka Raja"'', yang dalam [[bahasa Sanskerta]] juga berarti "kitab raja-raja"{{fact}}. Tidak terdapat catatan yang menunjukkan siapa penulis Pararaton.
 
Tidak terdapat catatan yang menunjukkan siapa penulis Pararaton. Kitab ini memiliki beberapa variasi. Beberapa di antaranya yang ditemukan di Bali telah disimpan di [[Perpustakaan Nasional RI]].
Pararaton diawali dengan cerita mengenai inkarnasi [[Ken Arok]], yaitu tokoh pendiri kerajaan Singhasari (1222–1292).<ref name="Johns1964">{{cite journal|last=Johns|title=The Role of Structural Organisation and Myth in Javanese Historiography|first=A.H.|journal=The Journal of Asian Studies|date=1964|url=http://links.jstor.org/sici?sici=0021-9118%28196411%2924%3A1%3C91%3ATROSOA%3E2.0.CO%3B2-Z|volume=24|issue=1|pages=91–99}}</ref><ref>Mangkudimedja, R.M., 1979, ''Serat Pararaton''. Alih aksara dan alih bahasa Hardjana HP. Jakarta: Departemen P dan K, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.</ref> Selanjutnya hampir setengah kitab membahas bagaimana Ken Arok meniti perjalanan hidupnya, sampai ia menjadi raja pada tahun 1222. Penggambaran pada naskah bagian ini cenderung bersifat [[mitos|mitologis]]. Cerita kemudian dilanjutkan dengan bagian-bagian naratif pendek, yang diatur dalam urutan kronologis. Banyak kejadian yang tercatat di sini diberikan penanggalan. Mendekati bagian akhir, penjelasan mengenai sejarah menjadi semakin pendek dan bercampur dengan informasi mengenai [[silsilah keluarga|silsilah]] berbagai anggota keluarga kerajaan Majapahit.
 
Pararaton diawali dengan cerita mengenai inkarnasi [[Ken Arok]], yaitu tokoh pendiri kerajaan Singhasari (1222–1292).<ref name="Johns1964">{{cite journal|last=Johns|title=The Role of Structural Organisation and Myth in Javanese Historiography|first=A.H.|journal=The Journal of Asian Studies|date=1964|url=http://links.jstor.org/sici?sici=0021-9118%28196411%2924%3A1%3C91%3ATROSOA%3E2.0.CO%3B2-Z|volume=24|issue=1|pages=91–99}}</ref><ref>Mangkudimedja, R.M., 1979, ''Serat Pararaton''. Alih aksara dan alih bahasa Hardjana HP. Jakarta: Departemen P dan K, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.</ref> Selanjutnya hampir setengah kitab membahas bagaimana Ken Arok meniti perjalanan hidupnya, sampai ia menjadi raja pada tahun 1222. Penggambaran pada naskah bagian ini cenderung bersifat [[mitos|mitologis]]. Cerita kemudian dilanjutkan dengan bagian-bagian naratif pendek, yang diatur dalam urutan kronologis. Banyak kejadian yang tercatat di sini diberikan penanggalan. Mendekati bagian akhir, penjelasan mengenai sejarah menjadi semakin pendek dan bercampur dengan informasi mengenai [[silsilah keluarga|silsilah]] berbagai anggota keluarga kerajaan Majapahit.
Penekanan atas pentingnya kisah Ken Arok bukan saja dinyatakan melalui panjangnya cerita, melainkan juga melalui judul alternatif yang ditawarkan dalam naskah ini, yaitu: ''"Serat Pararaton atawa Katuturanira Ken Angrok"'', atau ''"Kitab Raja-Raja atau Cerita Mengenai Ken Arok"''. Mengingat tarikh yang tertua yang terdapat pada lembaran-lembaran [[naskah]] adalah 1522 Saka (atau 1600 Masehi), diperkirakan bahwa bagian terakhir dari teks naskah telah dituliskan antara tahun 1481 dan 1600, di mana kemungkinan besar lebih mendekati tahun pertama daripada tahun kedua.
 
Cerita kemudian dilanjutkan dengan bagian-bagian naratif pendek, yang diatur dalam urutan kronologis. Banyak kejadian yang tercatat di sini diberikan penanggalan. Mendekati bagian akhir, penjelasan mengenai sejarah menjadi semakin pendek dan bercampur dengan informasi mengenai [[silsilah keluarga|silsilah]] berbagai anggota keluarga kerajaan Majapahit.
 
Penekanan atas pentingnya kisah Ken Arok bukan saja dinyatakan melalui panjangnya cerita, melainkan juga melalui judul alternatif yang ditawarkan dalam naskah ini, yaitu: "''"Serat Pararaton atawa Katuturanira Ken Angrok"''", atau ''"Kitab Raja-Raja atau Cerita Mengenai Ken Arok"''. Mengingat tarikh yang tertuaterakhir yang terdapatdisebut pada lembaran-lembaran [[naskah]] adalah 1522 [[Penanggalan Saka|Saka]] (atau 1600 Masehi), diperkirakan bahwa bagian terakhir dari teks naskah telah dituliskan antara tahun 1481 dan 1600, di manadengan kemungkinan besar lebih mendekati tahun pertama daripada tahun kedua.
 
== Pendahuluan ==