Invasi Indonesia ke Timor Leste: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ki Petruk (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Membalikkan revisi 25746130 oleh Ki Petruk (bicara) jangan memvandal artikel ini lagi!
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 83:
 
=== Pengepungan, pemusnahan, dan pembersihan akhir (1977–1978) ===
Pada bulan-bulan awal tahun 1977, Angkatan Laut Indonesia memesan rudal, penembak patroli, dan kapal dari [[Amerika Serikat]], [[Australia]], [[Belanda]], [[Korea Selatan]], dan [[Taiwan]], serta kapal selam dari [[Jerman Barat]].<ref>See H. McDonald, Age (Melbourne), 2 February 1977, although Fretilin transmissions did not report their use until 13 May.</ref> Pada bulan Februari 1977, Indonesia juga menerima tiga belas pesawat [[OV-10 Bronco]] dari ''Rockwell International Corporation'' dengan bantuan dari ''Foreign Military Sales'' resmi milik AS. Bronco adalah pesawat yang ideal untuk invasi Timor Timur, yang khusus dirancang untuk operasi kontra-insurjensi di daerah yang sulit dijangkau.<ref name="auto3"/>
 
Pada awal Februari 1977, setidaknya enam dari 13 pesawat Bronco beroperasi di Timor Timur, dan membantu militer Indonesia menentukan posisi Fretilin.<ref>"Big Build-up by Indonesian navy," Canberra Times, 4 February 1977.</ref> Seiring dengan persenjataan baru, tambahan 10.000 tentara dikirim untuk memulai kampanye baru yang dikenal sebagai 'solusi akhir'.<ref>Taylor, p. 91</ref>
 
Kampanye 'solusi akhir' melibatkan dua taktik utama: Kampanye 'pengepungan dan penghancuran' yang melibatkan pengeboman desa dan daerah pegunungan lewat pesawat, menyebabkan kelaparan dan defoliasi menutup tanah. Ketika penduduk desa yang masih hidup datang ke daerah yang lebih rendah dan berbaring untuk menyerah, militer menembaki mereka. Yang selamat lainnya ditempatkan di kamp-kamp permukiman di mana mereka dicegah untuk bepergian atau kembali bertani. Pada awal tahun 1978, penduduk sipil di seluruh desa Arsaibai, dekat perbatasan Indonesia, dibunuh karena mendukung Fretilin setelah dibombardir dan menderita kelaparan.<ref name="Taylor, p. 85">Taylor, p. 85</ref> Selama periode ini, dugaan penggunaan senjata kimia Indonesia muncul, desa-desa melaporkan belatung muncul di tanaman setelah serangan bom.<ref name="Taylor, p. 85"/> Keberhasilan kampanye 'pengepungan dan penghancuran' menjadi 'kampanye pembersihan akhir', di mana anak-anak dan orang dari kamp-kamp permukiman dipaksa untuk memegang tangan dan berbaris di depan pasukan Indonesia yang mencari anggota Fretilin. Ketika anggota Fretilin ditemukan, para anggota akan dipaksa untuk menyerah atau menembak diri sendiri.<ref>John Taylor, “Encirclement and Annihilation,” in The Spector of Genocide: Mass Murder in the Historical Perspective, ed. Robert Gellately & Ben Kiernan (New York: Cambridge University Press, 2003), pp. 166–67</ref> Kampanye 'pengepungan dan penghancuran' oleh Indonesia pada 1977-1978 mematahkan milisi utama Fretilin dan Presiden Timor Timur yang pandai sekaligus komandan militer, [[Nicolau Lobato]], ditembak dan dibunuh oleh pasukan helikopter Indonesia pada tanggal 31 Desember 1978.{{Citation needed|date=December 2010}}
Periode 1975-1978, dari awal invasi pada kesimpulan sebagian besar keberhasilan kampanye pengepungan dan penghancuran, terbukti menjadi periode terberat dari seluruh konflik.
 
Periode 1975-1978, dari awal invasi pada kesimpulan sebagian besar keberhasilan kampanye pengepungan dan penghancuran, terbukti menjadi periode terberat dari seluruh konflik, korban dari orang Indonesia yang tewas lebih dari 1.000 jiwa dari total 2.000 yang meninggal dari seluruh pendudukan.<ref>{{cite journal|last=van Klinken |first=Gerry |title=Indonesian casualties in East Timor, 1975–1999: Analysis of an official list |journal=Indonesia |issue=80 |date=October 2005 |page=113 |url=http://cip.cornell.edu/DPubS?service=Repository&version=1.0&verb=Disseminate&view=body&content-type=pdf_1&handle=seap.indo/1132335834# |format=PDF |accessdate=11 June 2012}}</ref>
 
=== Gerakan klandestin FRETILIN (1980–1999) ===