Paus Benediktus XVI dan Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref |
k ~ |
||
Baris 11:
Edisi Oktober 2006 dari ''[[La Civiltà Cattolica]]'' – majalah resmi Roma [[Jesuit]] yang dicetak dengan pengawasan dan otorisasi otoritas Vatikan – dibuka dengan editorial tentang Islam yang memberikan gambaran yang sangat menarik. gambaran rinci dan mengkhawatirkan tentang Islam fundamentalis dan teroris, yang di baliknya terdapat “negara-negara Islam yang besar dan kuat”: sebuah Islam yang bertujuan untuk menaklukkan dunia dan didorong oleh kekerasan “demi Allah”. dan seolah-olah hubungan ini adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari, yang mana Barat dan Gereja tidak boleh berbuat banyak atau bahkan tidak melakukan apa pun: hanya sedikit di tingkat praktis – cukup dengan mengabaikan sedikit saja tindakan-tindakan melawan terorisme yang direkomendasikan – dan tidak direkomendasikan pada tingkat teoretis. Pada bagian ini, editorial tersebut tampaknya mengatakan bahwa Islam adalah apa adanya dan harus diterima sebagaimana adanya.<ref>{{Cite web |url=http://www.chiesa.espressonline.it/dettaglio.jsp?id=95604&eng=y |title=Jihad Menemukan Pengacara Aneh: "La Civiltà Cattolica" |access-date=2006-11-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070109022955/http://www.chiesa.espressonline.it/dettaglio.jsp?id=95604&eng=y |archive-date=2007-01-09 |url-status=dead }}</ref>
Pada tanggal 10 November 2006, Paus Benediktus mendesak umat Katolik Jerman untuk mendiskusikan iman mereka kepada [[Yesus Kristus]] secara terbuka dengan umat Islam yang tinggal di sana. Paus mengatakan Gereja Katolik Roma memandang umat Islam “dengan rasa hormat dan niat baik. Mereka sebagian besar berpegang pada keyakinan dan ritual agama mereka dengan sangat serius dan memiliki hak untuk melihat kesaksian kita yang rendah hati dan kuat bagi Yesus Kristus”, katanya setelah mencatat bahwa masyarakat Jerman modern sebagian besar telah mengalami sekularisasi. "Untuk melakukan hal ini secara meyakinkan, kita perlu melakukan upaya yang serius. Jadi, di mana pun terdapat banyak umat Islam, harus ada umat Katolik yang memiliki pengetahuan bahasa dan sejarah Gereja yang memadai sehingga mereka dapat berbicara dengan umat Islam."<ref>[https://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/11/10/AR2006111000486.html Paus mendesak umat Katolik Jerman untuk berbicara dengan umat Islam]{{dead link|date=Juni 2021|bot=medic}}{{cbignore| bot=medic}}</ref> Pada bulan yang sama Paus menerima audiensi dengan seorang filsuf Muslim Aljazair yang terkenal karena komitmennya memerangi kebencian agama. “Saya terkesan dengan sambutan dan perhatiannya, saat bertatap muka,” [[Mustapha Cherif]], pakar Islam di [[Universitas Aljir]], mengatakan kepada Zenit News Service.<ref>[http://www.catholic.org/international/international_story.php?id=22005 Filsuf Muslim, Paus Benediktus mengadakan dialog] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061117233610/http://www.catholic.org/international/international_story.php?id=22005 |date=2006-11-17 }}</ref> Paus mengatakan dialog antara umat Kristiani, Muslim, dan [[Yahudi]] sangat penting dan mendesak umat Kristiani di Timur Tengah untuk tidak meninggalkan wilayah tersebut. “Dialog antar agama dan antar budaya bukan sekedar pilihan, namun merupakan kebutuhan penting di zaman kita”, katanya kepada anggota sebuah yayasan dialog antar agama. Umat
[[Kardinal Sekretaris Negara]] [[Tarcisio Bertone]] mengatakan dalam sebuah wawancara di sebuah surat kabar Italia bahwa Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama, yang khusus menangani hubungan dengan umat Islam, akan dijadikan kantor terpisah dan tidak lagi digabungkan dengan kantor kebudayaan Vatikan.<ref>[https://web.archive.org/web/20110713232505/http://www.losangeleschronicle.com/articles/viewArticle.asp?articleID=28380 Paus Memulihkan Kantor Muslim Vatikan]</ref>
|