Tenggelamnya RMS Titanic: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240109)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
k ~
Baris 224:
Ada dua teori utama mengenai bagaimana ''Titanic'' terbelah dua, yakni teori "top-down" dan teori Mengot, yang dinamai berdasarkan pencetusnya, Roy Mengot.<ref name="Gleicher">Gleicher, David. (2002). ''The Break-up of the Titanic: Viewpoints and Evidence.'' Encyclopedia Titanica.</ref> Teori top-down lebih populer, menyatakan bahwa terbelahnya kapal berpusat pada struktur terlemah pada kapal di pintu masuk ruang ketel pertama dan bermula di geladak atas kemudian merambat ke lunas. Kapal sepenuhnya terbelah sampai ke dasarnya, hanya dihubungkan oleh lunas antara haluan dan buritan. Setelah itu, haluan menyeret buritan ke bawah air sampai terputus dari lunas dan kedua bagian kapal akhirnya terpisah.<ref name=Gleicher /> Teori Mengot berpendapat bahwa kapal terbelah akibat kekuatan kompresi, bukan akibat tegangan fraktur, yang mengakibatkan kapal terbelah dari bawah ke atas. Menurut teori ini, dasar kapal patah terlebih dahulu dan kemudian meluas ke geladak bawah sampai atas. Kapal ditautkan oleh Dek B, yang terdiri dari 6 pelat ganda besar yang berfungsi sebagai penyangga dan mencegah retakan meluas. Ketika isi lambung kapal tumpah keluar, Dek B hancur, mengakibatkan menara belakang dan menara depan tercabut dari buritan saat haluan terpisah dan tenggelam.<ref name=Gleicher />
Ketika tenggelam, haluan dan buritan kapal hanya perlu waktu kira-kira 5–6 menit untuk meluncur ke dasar lautan sedalam {{convert|3795|m|ft}}, menumpahkan mesin-mesin berat, berton-ton batu bara, dan sejumlah besar puing-puing interior ''Titanic''. Kedua bagian kapal mendarat terpisah sejauh {{convert|600|m|ft}} di dasar laut yang bertekanan tinggi.{{sfn|Uchupi|Ballard|Lange|1986}} ​​BagianBagian haluan yang ramping meluncur vertikal dari permukaan laut, dengan ujung haluan menghantam dasar laut terlebih dahulu pada bidang yang datar,{{sfn|Ballard|1987|p=206}} dengan perkiraan kecepatan {{convert|25|–|30|mph|km/h|abbr=on}}. Momentum geraknya menyebabkannya terbentuknya ceruk di dasar laut dan membenamkan bagian haluan hingga kedalaman {{convert|20|m|ft}} di dalam sedimen. Hantaman keras menyebabkan struktur haluan melengkung beberapa derajat tepat di depan anjungan. Geladak tengah, yang sudah ringsek saat kapal terbelah, ambruk menimpa geladak di bawahnya.{{sfn|Ballard|1987|p=205}}
 
Bagian buritan meluncur ke dasar laut dengan sudut hampir vertikal, kemungkinan sempat berputar saat turun.{{sfn|Ballard|1987|p=206}} Tangki-tangki dan koferdam kosong meledak saat buritan meluncur, merobek struktur dan melipat tulang baja geladak [[kimbul]].{{sfn|Butler|1998|p=140}} Buritan menghantam dasar laut dengan kekuatan dahsyat sehingga terbenam di kedalaman kira-kira {{convert|15|m}}. Geladak ambruk saling bertumpukan dan pelat lambung terhampar ke samping. Puing-puing terus menghujani dasar laut dalam beberapa jam setelah ''Titanic'' tenggelam.{{sfn|Ballard|1987|p=205}}