Witoba: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ernia Agatja (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ~
Baris 21:
 
== Permaisuri ==
Vithoba biasanya digambarkan dengan permaisuri utamanya, Rakhumai, di sisi kirinya. Rakhumai (atau Rakhamai) secara harfiah berarti 'ibu Rukmini'. Rukmini secara tradisional dipandang sebagai istri Kresna. Umat ​​​​HinduHindu pada umumnya menganggap Kresna sebagai wujud Wisnu, oleh karena itu pendampingnya sebagai wujud Lakshmi . Sama seperti permaisurinya, Rakhumai juga digambarkan dalam postur lengan akimbo, berdiri di atas batu bata. Dia memiliki cella independen di kompleks kuil Pandharpur. Menurut Ghurye, Rukmini—seorang putri dari wilayah Vidarbha di Maharashtra—diangkat ke status permaisuri utama, karena afiliasinya dengan wilayah tersebut. Menurut tradisi Dhangar, Rakhumai dipuja oleh masyarakat sebagai Padmavati atau Padubai, pelindung masyarakat dan ternak pada khususnya. Cerita rakyat Dhangar menjelaskan alasan di balik kuil terpisah untuk Vithoba dan Padubai sebagai akibat dari Vithoba yang mengutuk istrinya, dan ketidakterikatannya pada samsara (kehidupan berumah tangga). Selain Rakhumai, tiga permaisuri lainnya Bhamamai (berasal dari [[Satyabama]]), Pusphavati (berasal dari [[Yami|Yamuna/Kalindi]]) dan Rahimaai (berasal dari [[Radha]]). Keempat permaisuri tersebut dianggap sebagai permaisuri Kresna dan inkarnasi dewi Lakshmi dalam agama Hindu.
 
== Legenda ==
Baris 30:
Versi kedua dari legenda tersebut menggambarkan Vithoba muncul di hadapan Pundalik sebagai Bala Krishna (bayi Krishna) yang berusia lima tahun . Versi ini ditemukan dalam manuskrip Purana, Prahlada Maharaj, dan para penyair-santo, khususnya Tukaram. Versi legenda Pundalik yang tersisa muncul di Sridhara dan sebagai varian dalam Padma Purana. Pundalik, seorang brahmana yang sangat mencintai istrinya, akibatnya mengabaikan orang tuanya yang sudah lanjut usia. Kemudian, saat bertemu dengan orang bijak Kukkuta, Pundalik mengalami transformasi dan mengabdikan hidupnya untuk melayani orang tuanya yang sudah lanjut usia. Sementara itu, Radha, permaisuri ilahi Kresna, datang ke Dvaraka , kerajaan Kresna, dan duduk di pangkuannya. Radha tidak menghormati Rukmini, ratu utama Krishna, dan Krishna juga tidak meminta pertanggungjawaban Radha atas pelanggaran tersebut. Tersinggung, Rukmini meninggalkan Krishna dan pergi ke hutan Dandivana dekat Pandharpur. Sedih dengan kepergian Rukmini, Kresna mencari ratunya dan akhirnya menemukannya sedang beristirahat di Dandivana, dekat rumah Pundalik. Setelah dibujuk beberapa kali, Rukmini menjadi tenang. Kemudian Krishna mengunjungi Pundalik dan menemukannya sedang melayani orang tuanya. Pundalik melemparkan batu bata ke luar agar Krishna beristirahat. Krishna berdiri di atas batu bata dan menunggu Pundalik. Setelah menyelesaikan pengabdiannya, Pundalik meminta agar Krishna, dalam wujud Vithoba, tetap berada di batu bata bersama Rukmini, dalam wujud Rakhumai, dan memberkati para penyembahnya selamanya.
 
Legenda lain menggambarkan Vithoba datang untuk menyelamatkan para pengikutnya dalam wujud rakyat jelata, seorang Mahar yang terbuang "tak tersentuh" ​​​​atauatau seorang pengemis Brahmana. Mahipati , dalam karyanya Pandurangastrotra , menceritakan bagaimana Vithoba membantu para wali wanita seperti Janabai dalam pekerjaan sehari-hari mereka, seperti menyapu rumah dan menumbuk padi. Dia menceritakan bagaimana Vithoba datang membantu Sena si tukang cukur. Raja Bidar telah memerintahkan penangkapan Sena karena tidak datang ke istana meskipun ada perintah kerajaan. Saat Sena asyik berdoa kepada Vithoba, Vithoba pergi ke istana dalam wujud Sena untuk melayani raja, dan Sena terselamatkan. Kisah lain menceritakan tentang seorang suci, Damaji , penjaga gudang gandum kerajaan, yang membagikan gandum kepada orang-orang yang mengalami kelaparan. Vithoba datang sebagai orang buangan dengan sekantong emas untuk membayar gandum. Cerita lain menceritakan bagaimana Vithoba membangkitkan anak Gora Kumbhar (tukang tembikar), yang telah diinjak-injak ke tanah liat oleh Gora sambil menyanyikan nama Vithoba.
{{hindu-stub}}