Max Tera: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
RaihanFajrul9 (bicara | kontrib)
Baris 7:
Sekitar tahun 1948, saat [[Revolusi Nasional Indonesia]], Tera bergabung dengan perusahaan produksi film milik Belanda, South Pacific Film Corporation, tempat ia belajar sinematografer dari kameramen Belanda, AA Denninghoff-Stelling. Di South Pacific, Tera bekerja sebagai asisten sinematografer untuk sejumlah film, termasuk ''[[Djaoeh Dimata]]'' (1948), ''[[Gadis Desa]]'', ''Harta Karun'', dan ''[[Tjitra]]'' (semuanya tahun 1949). Saat bekerja di sana, Tera bertemu [[Usmar Ismail]], sutradara ''Harta Karun'' dan ''Tjitra''.<ref name="filmindonesia"/>
 
Setelah revolusi berakhir pada Desember 1949, Ismail mulai menggarap film ''[[Darah dan Doa]]'' (1950). Tera diminta bergabung dengan tim produksinya.<ref name="filmindonesia"/> Perekaman dimulai pada tanggal 30 Maret 1950 (sekarang dirayakan sebagai Hari Film Nasional di Indonesia).<ref>{{cite web |title=Long March, The (Darah dan Doa) {{!}} Kredit |trans_title=Long March, The (Darah dan Doa) {{!}} Credits |language=Indonesian |url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-l023-50-918455_long-march-the-darah-dan-doa/credit |work=filmindonesia.or.id |publisher=National Library of Indonesia and Sinematek |location=Jakarta |accessdate=11 January 2013 |archiveurl=https://www.webcitation.org/6DalaNIdU?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-l023-50-918455_long-march-the-darah-dan-doa/credit |archivedate=2013-01-11 |dead-url=no }}</ref> Film ini gagal memperoleh kesuksesan pasca dirilis.<ref>{{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=YWHjTT3FEycC|title=Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia|isbn=978-979-709-428-7|last1=Anwar|first1=Rosihan|authorlink=Rosihan Anwar|year=2004|page=89|publisher=Kompas|location=Jakarta}}</ref> Meski begitu, Tera tetap bertahan di perusahaan produksi film milik Ismail, [[Perfini]], lalu melatih sejumlah kameramennya, termasuk [[Kosnen]], R. Husein, dan [[Kasdullah (Sinematografer)|Kasdullah]].<ref name="filmindonesia"/>
 
Pada tahun 1960-an, Tera mulai menggarap film karya perusahaan-perusahaan lain atas seizin Perfini. Pada tahun-tahun terakhirnya, Tera bekerja lepas untuk mencari uang sekaligus karena merasa dirinya ditakdirkan sebagai seorang sinematografer.<ref name="filmindonesia"/> Ia membuat film terakhirnya, ''[[Nuansa Birunya Rinjani]]'', pada tahun 1989.<ref name="kredit"/> Tahun 1990, Tera dianugerahi Piala Usmar Ismail atas kontribusinya terhadap dunia perfilman Indonesia. Ia meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 1 Oktober 1992.<ref name="filmindonesia"/>