Museum Cual Ishadi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Museum di Indonesia menggunakan HotCat |
Kepadalisna (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Museum Cual Ishadi''' adalah [[museum]] khusus yang mengoleksi beragam jenis [[kain Cual]] kuno. Perintis pendirian museum adalah Abdul Hadi Muchtar. Pada tanggal 21 November tahun 2000, ia menerima hasil keputusan pendirian museum dari [[Pemerintahan daerah|pemerintah daerah]] [[Kepulauan Bangka Belitung|Provinsi Bangka Belitung]] di gedung [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]. Koleksi kain di dalam museum berasal dari koleksi Demang Abdur Rachman Rejab yang merupakan [[kakek]] dari Muchtar. Pembangunan Museum Cual Ishadi dimulai pada 26 Oktober 2015 dan diresmikan pada tanggal 15 Agustus 2017. Peresmian dilakukan oleh [[Daftar Gubernur Kepulauan Bangka Belitung|Gubernur Kepulauan Bangka Belitung]] saat itu, yaitu [[Erzaldi Rosman Djohan]]. Hak milik dan hak pengelolaan Museum Cual Ishadi dimiliki oleh Yayasan Ishadi Cual. Museum ini beralamat di Jalan Ahmad Yani Nomor 44, Batin Tikal, [[Taman Sari, Pangkalpinang|Taman Sari,]] [[Kota Pangkalpinang]], Kepulauan Bangka Belitung. [[Sistem koordinat geografi|Titik koordinat]]<nowiki/>nya yaitu 2°07’26.4” Lintang Selatan hingga 106°06’28.2” Bujur Timur. Museum Cual Ishadi dapat dicapai melalui [[Bandar Udara Depati Amir]]. Jarak tempuhnya mencapai 9,5 [[kilometer]].<ref>{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/9d1f628b443fbe96e99a3f02a7291055.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid I|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-66-8|pages=146|url-status=live}}</ref>
== Sejarah ==
Selama tahun 1970 hingga 1990-an, para pengumpul [[barang antik]] tertarik dengan adanya tenun [[cual]] kuna. Mereka melakukan perjalanan ke [[Pulau Bangka]] dan memberikan harga yang tinggi untuk memerolehnya. Sehelai kain cual yang terbuat dari [[sutra]] dan telah berusia sekitar satu abad bisa dihargai hingga ratusan ribu rupiah. Jumlah tersebut dianggap sangat besar pada masa tersebut. Akibatnya, banyak penduduk setempat yang menjual koleksi kain cual mereka. Bahkan, kain cual yang telah diwariskan turun-temurun pun ikut terjual. Abdul Hadi Muchtar dan istrinya Isnawati merupakan salah satu pewaris tradisi kain cual Bangka. Mereka bercerita bahwa orang tuanya sempat tertarik untuk menjual tenun cual kepada para kolektor. Isnawati memiliki koleksi kain cual dari buyutnya yang memiliki pangkat ''gegading'' (jabatan yang setara di atas lurah), sedangkan suaminya Abdul Hadi Muchtar juga sama memiliki koleksi kain cual dari buyutnya Abdurrahman Redjab yang berpangkat sebagai demang. Karena kondisi kain cual yang banyak diburu oleh kolektor, Isnawati dan Abdul Hadi Muchtar pun dahulu sempat tergiur sebagai pedagang kain cual, namun setelah sadar dan mengetahui tentang pentingnya warisan budaya mereka pun kini beralih menjadi pembeli tenun cual kuno. Kecintaannya terhadap tenun cual, pada tahun 2000 Isnawati dan Hadi pun membangun galeri dan museum untuk memamerkan koleksi tenun cual-nya. Galeri tersebut diberi nama ''Tenun Cual Ishadi,'' yang merupakan gabungan nama Isnawati dan Hadi.<ref>{{Cite web|last=Dahnur|first=Heru|date=2020-10-30|title=Berburu Tenun Cual Kuno, Mengunci Sejarah, Merawat Tradisi Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2020/10/30/12503541/berburu-tenun-cual-kuno-mengunci-sejarah-merawat-tradisi|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-05-25}}</ref>
== Referensi ==
|