Beksan Trunajaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Baris 32:
* Empat orang ''jajar'', prajurit berpangkat rendah.
* Empat orang ''ploncon'', orang yang menyediakan tombak untuk digunakan untuk adu ketangkasan.
Tata busana yang digunakan untuk masing-masing penari berupa [[blangkon|''udeng tepen'']] untuk ''jajar'', ''ploncon'', dan ''lurah'', atau ''songkok'' untuk ''botoh'', kain [[batik]], celana [[cinde]], ''sampur'', ''lonthong'' (setagen), ''kaweng'', ''bara'', kalung, sumping, kelat bahu, dan buntal. Penari ''botoh'' dan ''lurah'' mengenakan rias ''kalang kinantang'' dan kain [[Batik Parang|batik Parang Rusak Barong]], sementara ''jajar'' mengenakan rias ''bapang'' dan kain batik motif [[batik Kawung]]. ''Salaotho'' menggunakan riasan dan busana yang berbeda; riasan ''gecul'' dan baju biru, celana putih, serta kain ''bangbangan'' yang didatangkan dari Madura. Pemilihan busana ini berkaitan dengan [[Akulturasi|silang budaya]] yang ada pada beksan ini. Bahasa yang dituturkan adalah campuran [[Bahasa Bagongan|bahasa Jawa Bagongan]], [[Bahasa Madura|Madura]], [[Bahasa Bugis|Bugis]], dan [[Bahasa Melayu Klasik|Melayu Klasik]].{{Sfn|Tinarsidharta|Pramutomo|p=194-195|2016}} Pada beksan Sekar Madura, [[Bahasa Jawa Bagelan|dialek Bagelan]] juga dituturkan.<ref name=":2">{{Cite web|title=Beksan Sekar Medura|url=https://budaya.jogjaprov.go.id/artikel/detail/273-beksan-sekar-medura|website=budaya.jogjaprov.go.id|language=id|access-date=2024-05-06}}</ref>
 
=== Gerakan dan jalannya tari ===
Baris 45:
Pada beksan Sekar Madura, terdapat satu properti yang digunakan saat penari duduk di hadapan meja, yaitu botol dan gelas sloki. Properti tersebut menunjukkan bahwa pada masa itu, jika para prajurit menang berperang, mereka bergembira dan saling menghibur dengan minum [[minuman keras]].<ref name=":2" />
 
Waktu tarian dapat bervariasi. Apabila waktu yang tersedia terlalu singkatterbatas, maka gerakan-gerakan tertentu dapat dilakukan setengah ragam, kemudian dapat bergeser ke gerakan lainnya. Misalnya, jika beksan ini ditampilkan di hadapan wisatawan yang sedang berkunjung ke Keraton. Terdapat beberapa variasi jalannya tari yang sedang atau pernah dilakukan pada Beksan Trunajaya:{{Sfn|Tinarsidharta|Pramutomo|p=198|2016}}
 
* Pemangkasan gerak ''kalang kinantang'' sebanyak dua kali menjadi satu kali.
* Dialog yang dapat dilakukan bergantian antara pihak kanan dan kiri, menjadi bersamaan dan dipangkas dari semula tiga kali menjadi dua atau bahkan satu kali.
* Penari ''ploncon'' terkadang diganti dengan [[abdi dalem]] yang memberi tombak lawung; kepadaatau rak tombak yang akan diambil penari ''jajar'' atau ''lurah'', terutama untuk pertunjukan versi singkat.
* Terkadang yang diambil untuk dipentaskan hanya kelompok tertentu, misalnya empat ''jajar'' saja, atau empat ''lurah'' saja. ''Botoh'' dan ''salaotho'' masing-masing berjumlah dua orang untuk pementasan ini.
* Di luar Keraton, beksan ini dapat ditarikan hanya dengan satu ''botoh'' dan empat ''jajar'', yang tombaknya dibawa langsung oleh jajar sejak dari awal pementasan hingga selesai.
 
=== Iringan gendhing ===
[[Gamelan]] yang digunakan dalam beksan Trunajaya adalah Kanjeng Kyai Guntur Sari. Gamelan ini dikenal karena jumlah [[saron]] yang lebih banyak daripada gamelan konvensional. Total dalam gamelan ini terdapat 4 saron demung, 8 saron ricik, dan satu [[saron peking]], serta ditambah alat musik khusus seperti [[beduk]] dan [[bonang]] panembung. Untuk memberi suatu tanda tertentu dalam beksan ini, digunakan [[keprak]].{{Sfn|Rintoko|2022|p=97-98}}
 
Terdapat beberapa iringan ''gendhing'' yang digunakan dalam Beksan Trunajaya, antara lain:
 
Baris 61 ⟶ 59:
* Pada Beksan Lawung Alit, ''Gangsaran'' / ''Ladrang Harjuna Mangsah, laras pelog pathet barang'' dibunyikan saat ''botoh'' menguji ketangkasan ''jajar'', sedangkan ''Gangsaran / Ladrang Harjuna Asmara, laras pelog pathet barang'' dibunyikan saat ''botoh'' menguji ketangkasan ''lurah''.<ref name=":1" />
* Pada Beksan Sekar Madura, gendhing yang digunakan adalah ''Ceng Barong'', ''laras slendro pathet 9''.<ref name=":2" />
[[Gamelan]] yang digunakan dalam beksan TrunajayaLawung Ageng dan Alit adalah Kanjeng Kyai Guntur Sari. Gamelan ini dikenal karena jumlah [[saron]] yang lebih banyak daripada gamelan konvensional. Total dalam gamelan ini terdapat 4 [[saron demung]], 8 [[saron]] ricik, dan satu [[saron peking]], serta ditambah alat musik khusus seperti [[beduk]] dan ''[[bonang|bonang panembung]]''. panembungAlat musik gamelan lainnya yang juga ada dalam pementasan beksan ini adalah [[Rojeh|''rojeh'']] dan [[bende]]. Untuk memberi suatu tanda tertentu dalam beksan ini, digunakan [[keprak]].{{Sfn|Rintoko|2022|p=97-98}}
 
Alat-alat musik Barat yang ada di Keraton juga digunakan sebagai iringan gendhing, yaitu [[tambur]], [[trompet]], [[trombon]], [[Tuba (alat musik)|tuba]], [[biola]], [[selo]], dan [[kontrabas]].{{Sfn|Rintoko|2022|p=96}}