Oei Hong Djien: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k fix
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
Penambahan referensi #1lib1ref #1lib1refID
 
Baris 18:
| prizes =
}}
[[Dokter|dr.]] '''Oei Hong Djien''' ({{lahirmati|[[Magelang]], [[Jawa Tengah]]|5|4|1939}}; dikenal juga dengan panggilan '''OHD''') adalah seorang kolektor asal Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia merupakan pendiri dan kurator OHD Museum, sebuah museum seni rupa Indonesia modern dan kontemporer. Pria yang akrab disebut OHD selain dikenal sebagai kolektor lukisan juga dikenal sebagai pedagang tembakau sekaligus ''grader'' tembakau untuk PT. [[Djarum]] [[Kudus]]. Gelar dokter diperoleh OHD dari [[Universitas Indonesia]] tahun 1964,<ref name=":0">{{Cite journal|last=Sudarmana|first=Teguh Djaka|date=2012|title=PERAN DAN POSISI OEI HONG DJIEN DALAM ARENA SENI LUKIS INDONESIA|url=https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/dewaruci/article/view/1043|journal=Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni|language=en|volume=7|issue=3|doi=10.33153/dewaruci.v7i3.1043|issn=2685-287X}}</ref> kemudian ia melanjutkan spesialisasi untuk patologi anatomi di [[Belanda]].
 
Namanya sebagai kolektor seni rupa sangat dikenal di kalangan seni rupa di seluruh Indonesia dan berbagai negara. OHD sangat bergaul akrab dengan lingkungan seniman, terutama seniman-seniman di Yogyakarta. Menurut beberapa sumber, koleksi Museum OHD telah mencapai lebih dari 2.000 buah karya seni dengan beraneka ragam media hasil kreasi perupa, baik dari Indonesia maupun luar negeri, seperti karya Raden Saleh, [[Affandi]], [[Basoeki Abdullah]], [[Lee Man Fong]], [[S. Sudjojono]], [[Hendra Gunawan]], Soedibio, Trubus S., Harijadi S., Kartono Yudhokusumo, Eko Nugroho, F. Widayanto, Ahmad Sadali, [[Widayat]], [[Fadjar Sidik]], Srihadi, Edhi Sunarso, G. Sidharta Soegio, [[Edi Sunaryo]], I Made Djirna, Ivan Sagito, [[Heri Dono]], [[Nasirun]], [[Agus Suwage]], [[Ugo Untoro]], [[Dadang Christanto]], Pupuk D.P., Entang Wiharso, Nyoman Masriadi, Handiwirman Saputra, dan masih banyak lainnya, sehingga para peneliti [[seni rupa]] Indonesia dari berbagai negara tak akan merasa lengkap tanpa menjadikan OHD sebagai narasumber.
 
== Pemburu lukisan ==
OHD mengenal lukisan sejak masa kanak-kanak. Perkenalan dengan lukisan merupakan warisan orang tuanya. Ayah dan kerabat-kerabatnya termasuk penikmat lukisan. Dinding rumah dipajangi lukisan tua peninggalan [[Belanda]].<ref name=":0" /> Tapi tak satu pun kerabat OHD yang berbakat menjadi pelukis hebat, tak terkecuali OHD.
 
Tumbuh besar di lingkungan keluarga yang gandrung pada lukisan membuatnya jatuh cinta. Minat OHD pada lukisan mulai terlampiaskan manakala ia hijrah ke [[Jakarta]] untuk kuliah di [[Fakultas]] [[Kedokteran]] [[Universitas Indonesia]]. Di ibu kotaibukota ia mempunyai kesempatan melihat pameran lukisan. Namun, calon dokter itu baru sebatas menikmati lukisan tapi tak kuasa membeli. OHD baru mampu membeli sebuah lukisan pada 1965, setelah lulus dokter.<ref name=":0" />
 
Hobi bertandang ke museum lukisan dan pameran lukisan kian menjadi saat melanjutkan spesialisasi di negeri Belanda. Ia kemudian rajin mengikuti seminar-seminar yang membahas karya seni dan bahkan menjadi pembicara. Dari situlah pemahaman serta wawasannya terhadap lukisan makin bertambah, dan kian lihai menilai lukisan.
Baris 37:
OHD pernah berburu lukisan karya Affandi, Sudjojono, Widayat, A. Sadali, Popo Iskandar, Mochtar Apin, Srihadi dan lain-lain hingga [[Rio de Janeiro]], [[Brasil]]. Ceritanya, ada mantan [[Duta Besar]] Brasil yang saat bertugas di Indonesia gemar mengoleksi lukisan seniman ternama Indonesia. Ia meninggal dunia dan koleksinya dijual karena tak mempunyai ahli waris. Jadilah ia terbang ke ibu kota negeri samba dan memborong 30 lukisan koleksi mantan sang duta besar.
 
Nama OHD sendiri sekarang sudah melambung dan menjadi jaminan kepatenan seorang kolektor maupun kurator lukisan. Ketenarannya bahkan sudah melampaui batas negara dan benua. Ia sudah berkali-kali didaulat menjadi ''guest of honor'' dalam berbagai pameran lukisan di [[mancanegara]]. Ia juga kerap menjadi pembicara dalam sebuah pameran lukisan atau sekadar menggoreskan tulisan sebagai pengantar sebuah katalog lukisan.
 
Kegemarannya pada lukisan bukan untuk investasi atau berdagang lukisan. Dia hanya rela menjual jika benar-benar membutuhkan dana untuk akuisisi karya penting yang belum ada di koleksinya untuk meningkatkan kualitas koleksi. Sayangnya itu pun jarang dilakukannya.