Museum Adityawarman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ego.arianto (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Ego.arianto (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 33:
Selain itu, di bagian ruangan lain terdapat koleksi-koleksi benda bersejarah dan budaya dari Suku Mentawai. Meskipun masih sama-sama dalam satu daerah, yakni Sumatera Barat, [[Suku Mentawai]] menerapkan adat istiadat yang sama sekali berbeda yakni menerapkan sistem kekerabatan [[patrilineal]].<ref name="desti"/>
Ada beberapa koleksi pakaian masyarakat Minangkabau yang dapat kita temui ketika mengunjungi museum Adityawarman.
=== Salendang ===
Salendang digunakan sebagai kelengkapan pakaian adat perempuan Minang yang berupa kain tenunan. Pandai Sikek adalah salah satu daerah penghasil tenun terkenal di Sumatera Barat, terutama untuk jenis kain balapak yaitu kain tenun yang sarat dengan benang emas. Salendang ini terbuat dari benang katun warna merah, bentuk empat persegi panjang dengan teknik ATBM. Hiasan songketan benang emas motif barantai, sajamba makan, belah ketupat dan pucuk rabuang. Pinggir kain bermotifkan batang pinang, atua bada, saluak laka dan bijo antimun. Memakai salendang juga melambangkan bahwa segala sesuatu yang dijalankan oleh kaum perempuan Minang wanita harus sesuai dengan adat dan agama. Selain itu juga harus sesuai dengan falsafah ABS- SBK.
=== Sisamping ===
[[Penghulu]] adalah pemimpin kaum/suku di Minangkabau yang banyak mengetahui tentang adat istiadat. Penghulu dipilih dan diangkat oleh kaumnya dan dilewakan upacara pengangkatan penghulu dengan memakai pakaian kebesaran penghulu. Salah satu kelengkapan pakaian penghulu adalah sisamping. Bentuk empat persegi panjang, terbuat dari benang merah dengan teknik ATBM. Permukaan kain penuh dengan hiasan songketan benang emas bermotifkan pucuak rabuang yang didalamnya menggunakan motif bunga, dan saik galamai. Bidang kain bermotifkan saik galamai. Pinggir bemotifkan batang pinang,atua bada, saluak laka. Bagian belakang kain dilapisi tetoron merah. Pemakaian sisampingi bagi penghulu melambangkan bahwa semua tindakan dan pekerjaannya harus ada ukurannya.
=== Tutup Kepala ===
Minangkabau salah satu etnik yang memiliki keragaman budaya, hal ini dapat kita lihat dari bentuk pakaian adatnya. Misalnya tutup kepala yang merupakan salah satu kelengkapan pakaian laki-laki di Minangkabau, ada yang terbuat dari kain polos, batik atau songket. Bentuk kain songket ini beragam sesuai dengan daerahnya. Ada tutup kepala tersebut dikenal [[saluak]], deta bakaruik/bakatak, deta dandan tak sudah dsb. Deta ini berbentuk empat pesegi yang terbuat dari songket Pandai Sikek, warna merah,dengan hiasan songketan benang emas bermotifkan batang pinang, tumpal, bunga dll. Kain ini dapat dibuat saluak atau deta, digunakan sebagai tutup kepala laki-laki di Minangkabau.
=== Salempang ===
[[Bundo Kanduang|Bundo kanduang]] sebutan bagi perempuan Minang sejati yang dituakan serta banyak memahami tentang adat dan budaya Minangkabau. Ia juga memiliki pakaian kebesaran yang dipakai pada upacara adat, salah satu kelengkapan pakaian bundo kandung tersebut adalah [[Selempang leher|salempang]] sejenis selendang yang dipasangkan / diselempangkan dari bahu kanan ke bawah tangan kiri. Hal ini melambangkan tanggung jawab yang dibebankan kepada bundo kandung yang harus dilaksanakan dengan baik. Salempang ini terbuat dari benang katun warna merah, bentuk empat persegi panjang. Dihiasi songketan benang emas dengan tehnik ATBM. Bidang kain bermotifkan saik galamai, pucuk rabung dan biku-biku. Pinggir bermotifkan atua bada, batang pinang, dan bijo antimun. Kedua ujung salempang diberi renda benang emas sehingga kelihatan lebih indah.
== Referensi ==
|