Astra Agro Lestari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Novy agrina (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 35:
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 3 Oktober 1988 dengan nama '''PT Suryaraya Cakrawala'''. Pada bulan Agustus 1989, nama perusahaan ini diubah menjadi '''PT Astra Agro Niaga'''. Pada tahun 1990, Astra mengembangkan kebun [[teh]] seluas 1.035 hektar dan kebun [[kakao]] seluas 952 hektar di [[Jawa Tengah]]. Pada tahun 1992, Astra menggabungkan Gunung Huma Grup ke dalam perusahaan ini. Pada tahun yang sama, perusahaan ini meluncurkan minyak goreng cap “Sendok”. Pada tanggal 30 Juni 1997, PT Suryaraya Bahtera digabung ke dalam perusahaan ini, dan nama perusahaan inipun diubah menjadi seperti sekarang. Pada tanggal 9 Desember 1997, perusahaan ini resmi melantai di [[Bursa Efek Jakarta]] dan [[Bursa Efek Surabaya]]. Pada saat itu, perusahaan ini telah mengelola kebun kelapa sawit seluas 164.019 hektar.
Pada tahun 2004, perusahaan ini men[[divestasi]] kebun kakao, teh, dan karetnya, agar dapat lebih fokus pada [[kebun kelapa sawit]]. Pada tahun 2008, perusahaan ini mulai mengoperasikan unit pemrosesan benih di [[Kalimantan Tengah]] untuk melakukan pengecambahan biji segar dari [[Pusat Penelitian Kelapa Sawit]] (PPKS) Marihat. Pada tahun 2009, untuk pertama kalinya, perusahaan ini berhasil memproduksi lebih dari 1 juta ton minyak kelapa sawit. Pada tahun 2010, perusahaan ini mulai mengoperasikan sebuah pusat riset di [[Kalimantan Tengah]]. Pada tahun 2011, perusahaan ini mulai menanam bibit induk kelapa sawit asal [[Kamerun]]. Pada tanggal 30 Agustus 2013, bersama KL-Kepong
Plantation Holding Sdn, Bhd. asal [[Malaysia]], perusahaan ini membentuk sebuah [[perusahaan patungan]] bernama ASTRA - KLK Pte. Ltd. di [[Singapura]] untuk bergerak di bisnis perdagangan kelapa sawit.
Pada bulan Januari 2014, melalui PT Tanjung Sarana Lestari, perusahaan ini mulai mengoperasikan sebuah pabrik pengolahan minyak sawit di [[Mamuju Utara]], [[Sulawesi Barat]]. Pabrik tersebut dapat memproduksi hingga 2.000 ton minyak sawit mentah per hari, serta menghasilkan RBDPO, Olein, Stearin, dan PFAD, untuk memenuhi permintaan dari [[Tiongkok]], [[Malaysia]], [[Filipina]], dan [[Korea Selatan]]. Pada bulan Januari 2015, perusahaan ini membeli 50% saham sebuah pabrik pengolahan minyak sawit di [[Dumai]], [[Riau]] yang dimiliki oleh KL-Kepong Plantation Holdings Sdn,
Bhd. dengan kapasitas pengolahan mencapai 2.000 ton minyak sawit mentah per hari. Pada bulan Juni 2016, perusahaan ini berekpansi ke bisnis peternakan sapi, dan dipusatkan di [[Pandu Sanjaya, Pangkalan Lada, Kotawaringin Barat]], [[Kalimantan Tengah]]. Pada tahun yang sama, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik pencampuran pupuk NPK di [[Donggala]], [[Sulawesi Tengah]]. Setahun kemudian, perusahaan ini juga mulai mengoperasikan pabrik pencampuran pupuk NPK di [[Bumi Harjo, Kumai, Kotawaringin Barat]], [[Kalimantan Tengah]]. Pada bulan Mei 2019, perusahaan ini mengembangkan bisnis penggemukan sapi di [[Waru, Penajam Paser Utara]],
[[Kalimantan Timur]].<ref name="annual" /><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.astra-agro.co.id/tonggak-sejarah/|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Astra Agro Lestari Tbk.|language=id|access-date=24 November 2021}}</ref>
|