Ulin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →top: Generalisasi |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 56:
== Konservasi ==
Konservasi secara luas adalah suatu upaya pemanfaatan yang berkelanjutan. Konservasi juga berarti sebagai sebuah kesinambungan antara penelitian, pemanfaatan dan perlindungan<ref>{{Cite journal|last=Pradjadinata|first=Sukaesih|last2=Murniati|first2=Murniati|date=2014|title=PENGELOLAAN DAN KONSERVASI JENIS ULIN (Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.) DI INDONESIA|url=http://dx.doi.org/10.20886/jphka.2014.11.3.205-223|journal=Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam|volume=11|issue=3|pages=205–223|doi=10.20886/jphka.2014.11.3.205-223|issn=0216-0439}}</ref>
=== Konservasi secara in situ ===
Upaya konservasi ulin secara in - situ sangat diperlukan agar kelestarian jenis pohon ulin dapat terjamin. Beberapa lokasi hutan ulin alami dan tanaman ulin di habitat alaminya yang dapat digunakan untuk konservasi in - situ adalah:
a.Tegakan ulin di Sangkimah, Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur.
b.Tegakan ulin di kawasan hutan yang dapat izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem (IUPHHKRE) PT REKI (Restorasi Ekosistem Indonesia), yang berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan dan di Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi.
c.Tegakan ulin di Hutan Adat Mambang, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.
d.Tanaman ulin di KHDTK Samboja seluas 1,10 ha yang ditanam oleh Lokasi Penelitian dan Pengembangan Primata bekerjasama dengan PT Kelian Equatorial Mining, Balikpapan,Kalimantan Timur.
e.Tanaman ulin di KHDTK Kemampo,Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
=== Konservasi ex situ ===
Upaya konservasi ex situ di areal HTI dan areal Kelapa Sawit. Jenis pohon ulin beserta jenis asli setempat lainnya disarankan untuk ditanam pada areal HTI dan HTR seluas 1-2% tergantung htasnya hutan tanaman, agar kelestarian ulin dapat terjamin. Penanaman jenis pohon ulin perlu juga digalakkan antara lain di hutan-hutan adat dan hutan-hutan lindung <ref>{{Cite journal|last=Ardes|first=Runggu Prilia|date=2017|title=Potensi Permasalahan Hukum dari Penggunaan Pesawat Tanpa Awak (Studi Kasus di Indonesia)|url=http://dx.doi.org/10.30536/p.sinaskpa.i.3|journal=Pengembangan Kebijakan dan Regulasi Penerbangan dan Antariksa: Problema dan Tantangan|location=Bogor|publisher=In Media|doi=10.30536/p.sinaskpa.i.3}}</ref>
== Referensi ==
|