Câncio de Carvalho: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
Memperbaiki dan menambah keterangan
Baris 27:
| serviceyears = 1998–2000
}}
'''Câncio Lopes de Carvalho''', [[Sarjana Hukum|S.H.]] (1962 – 5 Maret 2022)<ref name="MoTCdC">Master of Terror: {{cite web|url=http://syaldi.web.id/mot/Cancio%20Lopes%20de%20Carvalho.htm |wayback=20181129020122 |title=''Cancio Lopes de Carvalho'' |archiv-bot=2019-08-30 20:45:33 InternetArchiveBot }}, diakses 28 November 2018.</ref> adalah mantan pemimpin [[Mahidi]], sebuah milisi pro-Indonesia di Timor Timur yang diduduki Indonesia.
 
== Awal kehidupan dan karir awal ==
Baris 48:
Sejak bulan Desember 1998, Mahidi mulai menyerang para pendukung kemerdekaan. Tak jarang, aksi tersebut disertai penyiksaan, pembunuhan, pengusiran, dan penculikan. Câncio terlibat langsung dalam sebagian insiden dan juga secara langsung memerintahkan kejahatan tersebut. Misal, pada tanggal 25 Januari 1999, Mahidi menyerang Desa [[Galitas]] (di [[Kabupaten Covalima]]). Serangan tersebut menewaskan tiga orang dan lima lainnya terluka. Dalam penyerangan tersebut, turut menjadi korban seorang wanita bernama Angelina de Araujo yang saat itu tengah hamil. Anggota Mahidi membelah perutnya dan mengeluarkan janin yang ada di dalamnya. Dalam wawancaranya dengan BBC, dia berbicara tentang insiden itu dengan penuh rasa bangga.<ref name="MoTCdC" />
 
Câncio juga terlibat dalam [[pembantaian di rumah Manuel Carrascalão]], di mana dalam tayangan [[SCTV]], dia terlihat sedang menembakkan senapan [[M-16 (senapan)|M16]].<ref name="MoTCdC" /> Pada bulan April 1999, dia diangkat menjadi Komandan Persatuan Milisi PPI ([[Pasukan Pejuang Integrasi]]) di Sektor III. Dengan demikian, dia secara resmi bertanggung jawab atas milisi [[Mahidi]], [[Laksaur]], [[Ablai]] dan [[AHI]], dengan komando utama berada di tangan [[João da Costa Tavares|Jo]][[pembantaian di rumah Manuel Carrascalão|ã]]<nowiki/>o da Costa Tavares.<ref name="MoTCdC" /> Dia berulang kali mengancam akan mengobarkan "perang" jika orang [[Timor Timur]] lebih memilih untukopsi merdeka dalam [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|jajak pendapat]]. Sebelum pelaksanaan pemungutan suara pada tanggal 30 Agustus, Câncio memberikan kepada seorang anggota Mahidi daftar nama yang berisi sekitar 100 pendukung pro-kemerdekaan yang diketahui untuk dibunuh. Ketika kekalahan Indonesia dalam jajak pendapat menjadi terang, Mahidi melancarkan aksinya di Cassa.<ref name="MoTCdC" />
 
Pada tanggal 5 September 1999, Mahidi diperintahkan untuk membunuh siapapun yang menolak untuk pergi ke [[Timor Barat]]. Seorang penduduk Cassa, Fernando Gomes, menolak untuk pergi. Dia akhirnya dibunuh oleh Mahidi. Pada tanggal 12 September, Câncio menginterogasi seorang terduga pendukung kemerdekaan. Dia kemudian diserahkan kepada seorang anggota TNI dan kakaknya, [[Nemecio Lopes de Carvalho|Nemecio]], yang kemudian membunuhnya. Pada tanggal 23 September, sekitar 60 anggota Mahidi yang dipimpin oleh Nemecio, menyerang Desa {{interlanguage link|Mau-Nuno|de}} pada dini hari. Desa tersebut diserang karena penduduknya menolak untuk pergi ke [[Timor Barat]]. Akibatnya, 11 penduduk tewas dan sisa penduduk desa dipaksa untuk pergi ke Timor Barat. Rumah-rumah mereka juga dibakar dan ternak mereka dibunuh. Baru saat pasukan pasukan [[INTERFET]] tiba di Ainaro pada awal bulan Oktober kekerasan milisi dan [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|ABRI]] dapat dihentikan.<ref name="MoTCdC" />
 
=== Buntut ===
KedatanganUntuk pasukanmenghindari [[INTERFET]] di Ainaro pada awal bulan Oktober mengakhiri kekerasan milisi dan [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|ABRI]].penangkapan, Câncio melarikan diri ke [[Kota Kupang|Kupang]],. diDia manamenetap iadi menetapsana dan membantu mereorganisasi PPI. Pada bulan Januari 2000, iadia dan anggota milisinya mengancam akan membakar kota ituKupang jika Indonesia memaksa para pengungsi [[Timor Timur]] untuk kembali ke tanah kelahirannya. Pada bulan Oktober 2000, Câncio mengatakan bahwa dia telah mengirim anggota Mahidi ke Timor Timur untuk melakukan "bergerilya". Pada saat yang sama, ia dan tiga pimpinan milisi lainnya (Nemecio, [[Domingos Pereira]], dan [[Joanico da Costa]]) menawarkan informasi kepada [[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa|Sekjen PBB]] mengenai keterlibatan [[Kopassus]] dalam kekerasan 1999 dengan imbalan amnesti saat mereka kembali ke Timor Timur. Namun, negosiasi berhenti di tengah jalan saat Kepala Staf [[Administrasi Sementara PBB di Timor Timur|UNTAET]], [[Nagalingam Parameswaran]], berhenti dari jabatannya. Câncio, yang sebelumnya berencana untuk kembali ke tanah kelahirannya, akhirnya mengurungkan niat tersebut karena "alasan teknis". <ref name="MoTCdC" /><ref>{{Cite news|date=8 Januari 2003|title=Ex-Militia Leader Too Afraid to Return Home - Claim|url=http://www.etan.org/et2002a/january/06-12/07return.htm|work=Lusa|access-date=31 Mei 2024}}</ref><ref>{{Cite news|date=7 Januari 2002|title=Return of Mahidi Militia Chief Canceled for "Technical Reasons"|url=http://www.etan.org/et2002a/january/06-12/07return.htm|work=Lusa|access-date=31 Mei 2024}}</ref>
 
Sebanyak 22 anggota Mahidi didakwa atas kejahatan terhadap kemanusiaan pada tanggal 28 Februari 2003, termasuk Câncio dan kakaknya Nemecio. Dakwaan tersebut menyoroti serangan terhadap Desa {{interlanguage link|Mau-Nuno|de}} pada tanggal 23 September 1999, pembunuhan dua pemuda pada tanggal 3 Januari di {{interlanguage link|Manutaci|de}}, pembunuhan pendukung pro-kemerdekaan pada tanggal 25 Januari, penganiayaan dan pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa yang sedang melakukan [[Kuliah kerja nyata|KKN]] di [[Suai]] pada tanggal 13 April.<ref name=":1" /> Namun saat itu, semua terdakwa, termasuk Câncio, sedang tidak berada di Timor Timur sebab mereka telah melarikan diri ke Indonesia. Surat perintah penangkapan telah diajukan di Pengadilan Distrik [[Dili]] dan diteruskan kepada [[Kejaksaan Agung Republik Indonesia]] dan [[Interpol]]. Akibatnya, beberapa anggota milisi dijatuhi hukuman penjara.<ref name="MoTCdC" /><ref>[http://www.etan.org/et2003/february/23-28/283new.htm ETAN, 28 Februari 2003, 3 New indictments filed at Dili Court]</ref>
 
=== Kehidupan di Indonesia ===
Câncio tergabung dalam Paguyuban Pejuang Timor-Timur (PPTT) dan sempat menjadi ketuanya. Pada bulan Juni 2020, dia dan beberapa perwakilan tokoh pro-integrasi menggelar jumpa pers di [[Atambua]]. Câncio meminta pemerintah Indonesia untuk memperjelas status hukum 401 orang, termasuk dirinya, yang didakwa sebagai pelanggar HAM berat atas tindakan mereka selama tahun 1999 oleh [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]].<ref name=":2">{{Cite news|date=21 Juni 2020|title=Cancio Lopes De Carvalho, S.H : Kami Usulkan Kepada Pemerintah RI Agar 4.115 Pejuang Dan Korban Politik Timor-Timur Untuk Diangkat Menjadi Veteran RI|url=https://bidiknasional.com/2020/06/21/cancio-lopes-de-carvalho-s-h-kami-usulkan-kepada-pemerintah-ri-agar-4-115-pejuang-dan-korban-politik-timor-timur-untuk-diangkat-menjadi-veteran-ri/|work=Bidik Nasional|access-date=31 Mei 2024}}</ref> Dia menganggap bahwa masuknya nama-nama tersebut di dalam daftar hanyalah sebatas "konspirasi" dan "sandiwara", sebab hingga saat itu mereka belum diadili juga.<ref>{{Cite news|date=21 Juni 2020|title=Cancio De Carvalho: Saya Baru Tahu! Dituduh Lakukan Kejahatan,Tapi Tak Diadili|url=https://gardaindonesia.id/2020/06/cancio-de-carvalho-saya-baru-tahu-dituduh-lakukan-kejahatantapi-tak-diadili/|work=Garda Indonesia|access-date=31 Mei 2024}}</ref> Selain itu, dia juga meminta agar pemerintah menetapkan 4.115 orang pro-integrasi sebagai veteran dan diberi kompensasi sesuai kemampuan negara.<ref name=":2" />
 
== Akhir kehidupan ==