Museum Situs Calio Paleolitik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
Koleksi: Mengembangkan artikel #1lib1ref #1lib1refID
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
Koleksi: Mengembangkan artikel #1lib1ref #1lib1refID
Baris 1:
'''Museum Situs Calio Paleolitik''', dikenal juga sebagai '''Museum Prasejarah Calio''', merupakan kawasan wisata sejarah yang menyimpan koleksi temuan fosil binatang purba dan artefak batu dari Kawasan Depresi Walennae, Kabupaten Soppeng.<ref>Nur, M. (2015). [https://scholar.archive.org/work/cgwdpyw4yne3ld2ujq2tcbrq3i/access/wayback/http://borobudur.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkonservasicagarbudaya/article/download/138/117 Nilai Penting Kawasan Depresi Walennae, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan]. ''Jurnal Konservasi Cagar Budaya'', ''9''(2), 24-42.</ref>
 
Museum Situs Calio Paleolitik berlokasi di Kelurahan Ujung, Kecamatan Lilirilau, yang berjarak sekitar 15 km dari Kota [[Watansoppeng, Soppeng|Watansoppeng]]. Pendirian museum ini tidak hanya sebagai lokasi penyimpanan temuan arkeologi, namun juga sebagai upaya pelestarian sejarah dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai arkeologi dan paleontologi.<ref name=":0">{{Cite web|last=Sangiran|first=BPSMP|date=2016-04-13|title=museum prasejarah calio soppeng : catatan perjalanan dari walanae|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/museum-prasejarah-calio-soppeng-catatan-perjalanan-dari-walanae/|website=BPSMP Sangiran|language=|access-date=2024-05-30}}</ref>
Baris 7:
 
== Koleksi ==
Museum Situs Calio Paleolitik hanya memiliki satu ruang pameran, dengan luas 7x7 meter. Beberapa koleksi temuan yang dipamerkan di museum ini antara lain berupa artefak alat batu, data paleontologi, fosil binatang purbakala dari Lembah Walennae, papan informasi kegiatan, papan informasi data arkeologi, peta geologi lembah Walennae, dan evolusi gajah yang digantung di dinding ruang pameran.<ref name=":0" /> Temuan alat batu di museum ini diperkirakan berasal dari zaman Pleistosen dan Holosen.<ref>Alink, G., Adhityatama, S., & Simanjuntak, T. (2017). [https://www.researchgate.net/publication/323847050_The_Descriptive_Analysis_of_Palaeolithic_Stone_Tools_from_Sulawesi_Collected_by_the_Indonesian-Dutch_Expedition_in_1970 The descriptive analysis of Palaeolithic stone tools from Sulawesi, collected by the Indonesian-Dutch Expedition in 1970.] ''Amerta'', ''35''(2), 75-92.</ref> Adapun temuan fosil binatang purbakala yang tersimpan di museum ini, antara lain berupa fosil gajah kerdil endemik, fosil kura-kura purba, fosil babi purba, fosil ikan purba, dan fosil buaya purba. Di antara keseluruhan fosil di museum ini hanya beberapa fosil yang dipamerkan, karena hanya ada lima lemari pameran berukuran kecil yang tidak dapat menahan fosil yang terlalu berat.<ref>{{Cite web|last=Kompasiana.com|date=2017-07-21|title=Ternyata Ada Gajah Kerdil Endemik Sulawesi di Soppeng|url=https://www.kompasiana.com/mahajinoesa/59720ad62bbb13290c23b322/ternyata-ada-gajah-kerdil-endemik-sulawesi-di-soppeng|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2024-05-31}}</ref>
 
== Referensi ==