Gereja Ortodoks Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26:
 
=== Penetapan Gereja Orthodox Indonesia Sebagai Lembaga Gerejawi ===
 
Kantor [[Yayasan Orthodox Injili Indonesia]] beralamat di perumahan dosen Baturan, dengan dua orang pegawai kantor: [[Parluhutan Manalu]] (sekarang dikenal dengan nama Romo [[Chrysostomos Manalu]] yang juga salah satu dari empat pemuda yang mendirikan Gereja Orthodox di Indonesia ) dan [[Khristodoulos Wahyu Utomo Nugroho]]. Tempat Ibadah Ortodoks berada di ruang tengah kantor Yayasan. Tahun 1988-1990 karya [[Daniel Bambang Dwi Byantoro|Romo Daniel]] dalam menyebarkan Iman Ortodoks di Indonesia, berada di bawah ikatan hukum kanon dengan wilayah keepiskopan Pittsburg. Komunitas-komunitas Ortodoks mulai terbentuk di sekitar Solo, seorang penginjil pedesaan lulusan STTII [[Sri Gunarjo]] (saat ini dikenal [[Romo Methodius]]) dari desa Grasak, [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]], bergabung dengan Gereja Ortodoks dan diangkat Romo Daniel sebagai pegawai Yayasan. Masa itu juga Romo Daniel banyak melakukan pelayanan Gereja dengan menerima undangan-undangan untuk ceramah, khotbah, dialog antar Agama, KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), mengajar di perguruan-perguruan tinggi dan kegiatan-kegiatan lainnya.[[Berkas:Logo Gereja Ortodoks Indonesia.png|jmpl|Logo Gereja Ortodoks Indonesia|kiri]]Komunitas umat Ortodoks juga mulai terbentuk di beberapa daerah, [[Daniel Bambang Dwi Byantoro|Romo Daniel]], [[Romo Yohanes]], [[Romo Manalu]] serta [[Romo Lazarus]] bersama-sama mendaftarkan Yayasan Orthodox Injili Indonesia sebagai Lembaga Gerejawi di [[Kementerian Agama Republik Indonesia|DEPAG RI (Departemen Agama Republik Indonesia)]]. Sri Paus Yohanes Paulus dari Roma Katolik pernah mengutus Romo Suryo dan Romo Paulus, Pastur dari Roma Katolik di Kleco Solo dan Keuskupan Semarang, untuk bertemu Romo Daniel guna mengetahui keadaannya dalam memulai karya Kerasulannya di Indonesia. Setelah itu kantor Yayasan pindah ke Jalan Pajajaran, Sumber Tringkilan, RT 02, RW 15 Solo dan tempat Ibadah Ortodoks berpindah tempat di tingkat 2, Hotel Kaloka, di [[Jalan Gajah Mada]], [[Kota Surakarta|Solo]].
 
Komunitas umat Ortodoks juga mulai terbentuk di beberapa daerah, [[Daniel Bambang Dwi Byantoro|Romo Daniel]], [[Romo Yohanes]], [[Romo Manalu]] serta [[Romo Lazarus]] bersama-sama mendaftarkan Yayasan Orthodox Injili Indonesia sebagai Lembaga Gerejawi di [[Kementerian Agama Republik Indonesia|DEPAG RI (Departemen Agama Republik Indonesia)]]. Sri Paus Yohanes Paulus dari Roma Katolik pernah mengutus Romo Suryo dan Romo Paulus, Pastur dari Roma Katolik di Kleco Solo dan Keuskupan Semarang, untuk bertemu Romo Daniel guna mengetahui keadaannya dalam memulai karya Kerasulannya di Indonesia. Setelah itu kantor Yayasan pindah ke Jalan Pajajaran, Sumber Tringkilan, RT 02, RW 15 Solo dan tempat Ibadah Ortodoks berpindah tempat di tingkat 2, Hotel Kaloka, di [[Jalan Gajah Mada]], [[Kota Surakarta|Solo]].
 
Oleh pertolongan Tuhan melalui [[Eliezer Sutarno]] dari kantor DEPAG Solo dan Parwoto Kakanwil DEPAG Bimas Kristen Semarang, Romo Daniel, Romo Yohanes, Romo Manalu serta Romo Lazarus berhasil mendaftarkan Gereja Orthodox Indonesia (GOI) ke Dirjen Bimas Kristen yang dipimpin oleh [[Soenarto Martowiloyo|Dirjen Soenarto Martowiloyo]].