Harimau sumatra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dah bang saya pusing nama asli harimau Sumatra apa 😭 Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Menambah pranala dalam, menambah pranala luar, menyunting bahasa, menambah alinea informasi |
||
Baris 38:
Makanan harimau sumatra tergantung tempat tinggalnya dan seberapa berlimpah mangsanya. Sebagai [[pemangsa]] utama dalam rantai makanan, harimau mempertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan [[vegetasi]] yang mereka makan dapat terjaga. Mereka memiliki indra pendengaran dan penglihatan yang sangat tajam, yang membuatnya menjadi pemburu yang sangat efisien. Harimau Sumatra merupakan hewan soliter, dan mereka berburu pada malam hari, mengintai mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka memakan apa pun yang dapat ditangkap, umumnya [[babi hutan]] dan [[rusa]], dan kadang-kadang [[unggas]] atau [[ikan]]. [[Orangutan]] juga dapat jadi mangsa, akan tetapi mereka jarang menghabiskan waktu di permukaan tanah, sehingga jarang ditangkap harimau. Harimau sumatra juga gemar makan [[durian]].
Dalam keadaan tertentu harimau sumatra juga memangsa berbagai alternatif mangsa seperti [[kijang]] ''(Muntiacus muntjac),'' kancil ''(Tragulus sp),'' [[beruk]] ''(Macaca nemestrina),'' [[landak]] ''(Hystrix brachyura),'' [[Tenggiling|trenggiling]] ''(Manis javanica),'' [[beruang madu]] ''(Helarctos malayanus),'' dan [[kuau raja]] ''(Argusianus argus)''.<ref>Sriyanto dan Rustiati, E.L. 1997. Hewan mangsa potensial harimau Sumatra di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. ''Dalam:'' Tilson, R., Sriyanto, E.L. Rustiati, Bastoni, M. Yunus, Sumianto, Apriawan, dan N. Franklin (ed.). ''Proyek Penyelamatan Harimau Sumatra: Langkah-langkah konservasi dan Manajemen In-situ dalam Penyelamatan Harimau Sumatra''. LIPI. Jakarta.</ref>
Harimau sumatra juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika memburu mangsa. Luas kawasan perburuan harimau sumatra tidak diketahui dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau sumatra dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer di kawasan dataran rendah dengan jumlah hewan buruan yang optimal (tidak diburu oleh manusia).
Baris 55:
Kebanyakan bagian tubuh harimau tersebut dijual di toko seni, penjual batu mulia, dan penjual obat tradisional. Untuk perdagangan bagian tubuh harimau paling banyak terjadi di [[Lampung]].
Deforestasi dan degradasi hutan di Pulau Sumatra yang sangat besar akan mengancam terhadap keanekaragaman hayati yang ada. Deforestasi dan degradasi akan menyebabkan hilangnya hutan atau terpotong-potongnya hutan menjadi bagian-bagian kecil dan terpisah. Alih fungsi hutan banyak digunakan untuk perkebunan, hutan tanaman industri, pemukiman, industri, dll. Investigasi Eyes on the Forest (2008) melaporkan bahwa pembuatan jalan ''logging'' oleh Asia Pulp & Paper (APP) sepanjang 45 km yang membelah hutan gambut di Senepis Propinsi [[Riau]] mengakibatkan penyusutan luas hutan dan memicu peningkatan konflik manusia-harimau di kawasan tersebut. Perusakan habitat dan perburuan hewan mangsa telah diketahui sebagai faktor utama yang menyebabkan turunnya jumlah harimau secara dramatis di Asia<ref>Seidensticker, J., S. Christie, and P. Jackson. 1999. Preface. ''In:'' Siedensticker, J., S. Christie, and P. Jackson (eds.). ''Ridding the Tiger: Tiger Conservation in Human Dominated Landscape''. Cambridge University Press. Cambridge, UK.</ref>
Keberadaan harimau sumatra saat ini menjadi sebuah polemik tersendiri karena mengakibatkan konflik antara manusia dan harimau. Rusaknya habitat alami harimau sumatra mengakibatkan satwa ini tersingkir dari habitat alaminya, sehingga menimbulkan gangguan terhadap manusia. Serangan harimau sumatra terhadap manusia dan hewan ternak telah sering terjadi. Serangan harimau sumatra yang menewaskan 3 ekor ternak sapi terjadi di Desa Talang Kebun Kecamatan Lubuk Sandi [[Kabupaten Seluma]] Propinsi [[Bengkulu|Bengkulu.]]<ref>Kompas. 2008<sup>a</sup>. ''Terkam Orang, Harimau Sumatra Diburu.'' Harian Kompas Edisi 31 Januari 2008</ref> Sementara itu dalam kurun waktu dua tahun terakhir di Popinsi Sumatera Barat tercatat 26 kasus konflik harimau dengan manusia, sebanyak 16 kasus menghilangkan nyawa manusia dan sisanya memangsa ternak masyarakat.<ref>Kompas. 2008<sup>b</sup>. ''Harimau Mengganas di Bengkulu, Memangsa Tiga Sapi.'' Harian Kompas Edisi 20 Februari 2008</ref>
Masih maraknya perdagangan bagian tubuh harimau tersebut sudah dilaporkan Profauna ke [[Departemen Kehutanan]] melalui [[Dirjen]] [[PHKA]] pada bulan April 2009, dengan harapan pemerintah bisa mengambil langkah-langkah tegas untuk mengatasi perdagangan satwa langka yang dilindungi tersebut. Beberapa tindakan nyata telah diambil pemerintah untuk memerangi perdagangan bagian tubuh harimau di Jakarta.
== Penegakan hukum ==
Pada tanggal 7 Agustus 2009, [[Satuan Polhut Reaksi Cepat]] dan [[Satuan Sumdaling]] [[Polda]] [[Metro Jaya]] berhasil menggulung sindikat perdagangan kulit harimau di Jakarta. Selain mengamankan 2 kulit harimau sumatra utuh, polisi juga menyita 6 awetan burung cendrawasih, 2 kulit kucing hutan, 12 awetan kepala rusa, 1 [[surili]], 5 tengkorak rusa, 1 kepala beruang dan 1 kulit [[rusa sambar]]. Sindikat perdagangan satwa langka itu diduga juga melibatkan sejumlah kebun binatang di Jawa dan Sumatra.
Terungkapnya sindikat perdagangan harimau dan satwa langka lainnya di Jakarta tersebut membuktikan bahwa laporan Profauna tentang perdagangan harimau adalah sebuah fakta. Fakta tersebut seperti fenomena gunung es, hanya tampak di permukaannya. Fakta sebenarnya diyakini jauh lebih besar dari yang sudah terdeteksi.
== Perlindungan ==
Baris 80:
== Pada budaya populer ==
Di Sumatera Selatan, harimau dikenali pula dengan nama ''nek ngau'' dan ''setue''. Makna ''setue'' adalah sosok yang dihormati atau dituakan. Di kawasan seperti hutan adat [[Tebat Benawa]], hewan ini begitu dihormati. Hewan ini kerap terlihat di lahan warga memang, namun tak pernah menyerang. Itu karena hewan ini dianggap hidup berdampingan dengan manusia. Bahkan hutan itu adalah kawasan habitat hutan sumatra, sehingga tiadalah yang hendak bercocok tanam di sana.<ref name=kompas17feb>Jati, Rhama Purna (17 Februari 2020). "Menghormati ''Setue'', Menghindari Konflik". ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Hlm.15</ref>
Bagi rakyat Sumatera, harimau merupakan hewan yang disegani. Rakyat [[Sumatera Barat]], sebagian Aceh terutama [[Kabupaten Aceh Barat]], [[Kabupaten Aceh Barat Daya]] dan [[Kabupaten Aceh Selatan]] pantang menyebut harimau dengan namanya. Mereka memanggil harimau dengan sebutan "inyik" , datuk, atau nenek. Di Sumatera Utara, harimau dipanggil "ompung" sementara di Kerinci sebutannya "hangtuo" (orangtua).[https://www.mongabay.co.id/2019/12/18/harimau-sumatera-itu-bagian-dari-peradaban-masyarakat/]
Suku Kluet di Aceh Selatan memiliki tari ritual Landok Begu. Tarian ini menirukan gerak harimau yang gesit. Tari Landok Begu ditarikan sebagai upaya agar harimau tidak mengganggu penduduk setempat.[https://perempuanleuser.com/berbagi-ruang-dengan-nenek/]
== Referensi ==
|