Pertempuran Bojong Kokosan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 2 suntingan by Miminsastra: -> revert salin tempel dari https://www.kaskus.co.id/thread/5269eabbc0cb172b6700000b/pertempuran-konvoy-bojong-kokosan-sukabumi-1945-1946 (🕵️‍♂️)
Tag: Penggantian Pembatalan
Miminsastra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
}}
'''Pertempuran Bojong Kokosan''' adalah pertempuran yang terjadi ketika konvoi tentara Inggris ([[Sekutu]]) yang hendak memperkuat pasukannya di [[Bandung]] disergap para pejuang [[Indonesia]] di [[Bojong Kokosan, Parung Kuda, Sukabumi|Bojong Kokosan, Sukabumi]].
 
Dahsyatnya Pertempuran di Palagan Bojongkokosan menyebabkan layaknya peristiwa tersebut diabadikan sebagai '''Hari Juang Siliwangi.'''
 
Keterlibatan mesin perang modern sekutu dan serdadunya dalam jumlah banyak di area tempur Palagan ini, tercatat dengan rapi dan terinci.
 
== Penyergapan ==
Sebelum keluar perintah “Serang konvoy” dari Panglima Komandemen TKR Mayjen Didi Kartasasmita pada waktu itu. Sebetulnya Komandan Resimen-3 TKR di Sukabumi, Letkol Eddy Sukardi juga sudah merasa jengkel dengan simpang-siurnya konvoy-konvoy kendaraan Tentara Sekutu yang melalui daerah komandonya, dari sejak Ciawi-Sukabumi-Cianjur.
Kabar yang diterima para pejuang menyebutkan bahwa pasukan [[Sekutu]] yang hendak menuju [[Bandung]] 'hanya' terdiri dari seratusan orang yang dikawal beberapa kendaraan lapis [[baja]] dan persenjataan modern. Sekitar pukul 15.00, kendaraan pengawal konvoi Sekutu terjebak lubang yang disiapkan oleh para pejuang di jalan yang diapit dua tebing di daerah Bojong Kokosan, jalan raya antara Bogor-Sukabumi. Menggunakan strategi ''hit and run'', pertempuran sengit ini terjadi selama sekitar dua jam, sebelum akhirnya tentara Sekutu bisa melanjutkan perjalanannya, meskipun sepanjang jalan masih terjadi tembak-menembak. Desa-desa di sekitar arena pertempuran yang ditinggalkan ini kemudian dibombardir oleh pasukan udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force).
 
Oleh karena itu kekuatan Resimen-3 TKR, sebanyak 4 Batalyon sudah digelar disepanjang jalur ini, sebagai berikut :
 
1.    '''Batalyon I,''' dibawah komando Mayor Yahya Bahram Rangkuti, dengan kekuatan 4 Kompi, ialah ;
 
a) Kompi Kapten Tedjasukmara,
 
b) Kompi Kapten Kusbini,
 
c) Kompi Kapten Murad Idrus dan
 
d) Kompi Kapten Mochtar Kosasih.
 
Batalyon ini menempati lokasi sepanjang 18 KM, membentang dari Cigombong sampai Cibadak.
 
2.    '''Batalyon II,''' dibawah komando Mayor Harry Sukardi, dengan kekuatan 4 Kompi, ialah; a) Kompi Kapten Madsachri,
 
b) Kompi Kapten Husein Alexsyah,
 
c) Kompi Kapten Juanda dan
 
d) Kompi Kapten Dasuki.
 
Batalyon ini menempati lokasi sepanjang 18 KM, dari sejak Cibadak sampai Sukabumi Barat.
 
3.    '''Batalyon III,''' dibawah komando Kapten Anwar, dengan kekuatan 4 Kompi, ialah;
 
a) Kompi Kapten Saleh Opo,
 
b) Kompi Kapten Dasuni Zahid,
 
c) Kompi Kapten Musa Natakusumah dan
 
d) Kompi yang dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon.
 
Batalyon ini menempati jalur yang paling panjang sekitar 30 KM, ialah dari mulai Gekbrong-Cianjur-Ciranjang.
 
4.    '''Batalyon IV.''' Dibawah komando Mayor Abdurrachman, dengan kekuatan 4 Kompi, ialah ;
 
'''a''') Kompi Kapten Djahidi,
 
b) Kompi Kapten Sabir,
 
c) Kompi Kapten Madsari dan
 
d) Kompi Kapten Kabul Sirodz.
 
Batalyon ini Menempati lokasi sepanjang 15 KM, membentang dari Sukabumi Timur sampai Gekbrong.
 
Total 81 km yang dipertahankan TKR dan laskar Perjuangan disepanjang jalur Jalan Raya Bogor - Cicurug –Cibadak – Sukabumi – Cianjur - Cimahi pada garis luhur.
 
Disamping Pasukan TKR ini, terdapat pula Pasukan atau Barisan Pejuang Rakyat, yang terdiri dari :
 
1)   '''Barisan Hizbullah''' dibawah pimpinan Suryana, pasukan Kelasykarannya dipimpin oleh M. Abdullah, Nawawi Bakri dan Hamami.
 
2)   '''Barisan Sabilillah''' dibawah pimpinan Sasmita Atmadja dan A. Basarah, pasukan Kelasykarannya dipimpin oleh Dadi Abdullah.
 
3)   '''Barisan Banteng RI''', dipimpin Suradiradja dan Lunadi, pasukan Kelasykarannya dipimpin oleh Tubagus Ahmad Kurtubi.
 
4)   '''Barisan Pemuda Proletar''', dibawah pimpinan Sambik, pasukan Kelasykarannya dipimpin oleh Mujana, Karim dan Dadang Sukatma.
 
5)   '''Lasykar Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi''' (KRIS), dipimpin oleh Felix Kalesaran.
 
6)   '''Barisan Pemuda Sosialis Indonesia''' (PESINDO), dibawah pimpinan S. Waluyo, Ismail dan Bakri.
 
Seruan pribadi dari para pejuang di Bandung untuk memperlambat pengiriman perkuatan bantuan ke Bandung ini segera mendapat tanggapan dari teman-teman seperjuangannya, terutama yang berada di wilayah kekuasaan Resimen – 3 TKR, yang membentang melalui jalan raya Bogor-Sukabumi-Cianjur.
 
Sebenarnya sejak Brigade ke-37 Tentara Sekutu memasuki kota Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945, lalu-lintas konvoy Tentara Sekutu yang membawa perbekalan, melalui jalur Bogor-Sukabumi-Cianjur itu, sudah beberapa kali terjadi. Namun karena suasana perjuangan pada saat itu masih sangat samar tanpa ada ketegasan, antara perjuangan diplomasi dan perlawanan dengan senjata. Maka sikap para pejuangpun penuh dengan menunggu komando tempur dari Jakarta.
 
Adapun gangguan yang dilakukan para pejuang pada waktu itu, hanyalah sebatas dilakukan dengan memasang rintangan-rintangan pepohonan yang sederhana, ataupun tembakan-tembakan pribadi sekedar melampiaskan rasa kesal dan jengkel. Gangguan-gangguan tersebut pada umumnya tidak sampai menghambat perjalanan konvoy.
 
Namun pada tanggal 29 Nopember 1945, pernah terjadi peristiwa, beberapa truk yang memuat serdadu-serdadu Jepang dan Gurkha, mencoba memasuki jalur jalan antara Bogor-Sukabumi. Dihadang dengan barikade-barikade, dan diserang oleh Barisan Rakyat di daerah Cicurug dan Parungkuda. Dilaporkan 4 orang musuh tewas oleh Barisan Rakyat dan truk-truk kembali ke Bogor. Sedangkan pada hari itu juga sebanyak 124 buah truk Inggris dicegat rintangan-rintangan Barisan Rakyat di Ciranjang dan Gekbrong, tanpa diketahui kerugian dari kedua pihak.
 
Karena gangguan-gangguan para pejuang diperjalanan darat antara Bogor-Sukabumi-Bandung, maka 1 batalyon Mahratta untuk memperkuat pendudukan Tentara Sekutu di Bandung, diangkut dari Jakarta ke Bandung dengan mempergunakan 12 buah pesawat terbang Dakota. Sedangkan pada tanggal 5 Desember 1945, bertolak lagi ke Bandung, pasukan-pasukan tank dan meriam, yang dikirim oleh markas Tentara Sekutu di Jakarta.
 
Menjelang bulan Desember 1945, semenjak operasi penghadangan ini menjadi kebijakkan komando atasan TKR, maka segala persiapanpun dilaksanakan dengan cara-cara yang lebih baik, dan dikoordinasikan langsung oleh Komandan-Komandan Resimen TKR.
 
4 Batalyon kekuatan Pasukan Resimen – 3 TKR, yang sudah digelar disepanjang jalur jalan raya mulai dari Ciawi-Sukabumi-Cianjur, langsung dipimpin dan dikoordinasikan oleh Letkol Eddy Sukardi dan Kepala Bagian Siasat Resimen Kapten Achmad Kosasih.
 
Kabar yang diterima para pejuang menyebutkan bahwa pasukan [[Sekutu]] yang hendak menuju [[Bandung]] 'hanya' terdiri dari seratusanratusan orang yang dikawal beberapa kendaraan lapis [[baja]] dan persenjataan modern. Sekitar pukul 15.00, kendaraan pengawal konvoi Sekutu terjebak lubang yang disiapkan oleh para pejuang di jalan yang diapit dua tebing di daerah Bojong Kokosan, jalan raya antara Bogor-Sukabumi. Menggunakan strategi ''hit and run'', pertempuran sengit ini terjadi selama sekitar dua jam, sebelum akhirnya tentara Sekutu bisa melanjutkan perjalanannya, meskipun sepanjang jalan masih terjadi tembak-menembak. Desa-desa di sekitar arena pertempuran yang ditinggalkan ini kemudian dibombardir oleh pasukan udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force).
 
== Jumlah korban ==