Orang Alifuru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Atlantic306 (bicara | kontrib)
infobox image format
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 14:
==Etimologi==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Transport van kopal te Halmahera TMnr 10012934.jpg|thumb|left|upright|Pekerja Alifuru yang dipaksa oleh tentara Jepang pada [[Perang Dunia II]] di [[Rabaul]] membawa keranjang berbentuk corong yang disukai masyarakat Alifuru untuk mengumpulkan barang musuh.]]
Beberapa asal usul istilah Alifuru telah diusulkan, termasuk dari [[bahasa Spanyol]], [[Bahasa Portugis|Portugis]], dan bahkan [[Bahasa Arab|Arab]].<ref>A. B. Meyer, ''Über die Namen Papua, Dajak und Alfuren'' In Commission bei Carl Gerold's Sohn, Wien, 1882</ref> Namun hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa ''Halefuru'' berasal dari [[bahasa Tidore]], sebuah kata majemuk yang terdiri dari kata dasar ''hale'' yang berarti 'tanah' dan ''furu'' yang berarti 'liar' atau 'buas'.<ref>M. J. van Baarda ''Woordenlijst. Galelareesch-Hollandsche. Met ethnologische aanteekeningen, op de woorden, die daartoe aanleiding gaven'' Martinus Nijhoff, `s-Gravenhage, 1895.</ref> Dari masyarakat [[Suku Tidore|Tidore]], kemudian diadopsi dan digunakan oleh para pedagang Melayu dan petualang serta penjajah Portugis, Spanyol, dan Belanda yang datang ke [[Kepulauan Maluku|Kepulauan Rempah-Rempah]].
 
Istilah ini mengacu pada wilayah tertentu dan penduduknya yang dianggap 'liar' atau 'pagan', khususnya di wilayah yang berada di bawah pengaruh [[Kesultanan Tidore|Tidore]] dan negara tetangganya, [[Kesultanan Ternate|Ternate]]. Istilah ini terutama digunakan untuk masyarakat di [[Kepulauan Maluku]] (terutama yang berasal dari pedalaman [[Halmahera]],<ref>"The true indigenes of Gilolo, 'Alfuros' as they are here called" were noted by the naturalist [[Alfred Russel Wallace]] in 1858: ''The Malay Archipelago'' (1869), chap. 22.</ref> [[Seram]], dan [[Buru]]) dan wilayah sekitarnya di utara dan tengah [[Sulawesi]]. Hingga tahun 1900-an, bahkan [[Suku bangsa di Papua|orang Papua]] juga sering dipanggil dengan sebutan "Alifuru".<ref>[http://www.papuaweb.org/dlib/jr/ploeg-2002-papoea.pdf Anton Ploeg. 'De Papoea; What's in a name?'] ''Asia Pacific J. Anthrop.'' 3 (2002), 75–101.</ref> Pada tahun 1879, Van Musschenbroek, mantan [[Residen (gelar)|Residen]] [[Kota Manado|Menado]], mendeskripsikan penggunaan istilah tersebut sebagai berikut:
 
:"Kriteria umum apakah seseorang masih [atau tidak lagi] seorang Alifuru terletak pada mengesampingkan paham kafir melalui penganut agama monoteistik, baik itu Kristen ataupun Islam. Oleh karena itu, masyarakat Alifuru merupakan salah satu ras yang paling beragam, baik di antara penduduk Melanesia di Nugini maupun penduduk Polinesia asli di [[Pulau Seram|Seram]], serta di antara [[suku Sangir]] (Mikro?)-nesia dan penduduk Melayu-Polinesia di Sulawesi."<ref>S. C. J. W. van Musschenbroek (compiler). "Toelichtingen, behoorende bij de kaart van de bocht van Tomini of Gorontalo en aangrenzende landen, de reeden, afvoerplaatsen, binnenlandsche wegen en andere middelen van gemeenschap." ''Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap'' vol. 4 (1880), page 94, note 1.</ref>