Analgesik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 59:
 
Toleransi opioid tidak sama dengan hiperalgesia yang diinduksi opioid. Gejala kedua kondisi ini bisa tampak sangat mirip namun mekanisme kerjanya berbeda. Hiperalgesia yang diinduksi opioid terjadi ketika paparan opioid meningkatkan sensasi nyeri (hiperalgesia) dan bahkan dapat membuat rangsangan yang tidak nyeri menjadi nyeri (allodynia).[21]
 
===Alkohol===
Lihat juga: Etanol
 
Alkohol memiliki efek biologis, mental, dan sosial yang memengaruhi konsekuensi penggunaan alkohol untuk mengatasi rasa sakit.[22] Penggunaan alkohol dalam jumlah sedang dapat mengurangi jenis nyeri tertentu dalam kondisi tertentu.[22]
 
Mayoritas efek analgesiknya berasal dari antagonis reseptor NMDA, mirip dengan ketamin, sehingga menurunkan aktivitas neurotransmitter rangsang utama (peningkat sinyal), glutamat. Ia juga berfungsi sebagai analgesik pada tingkat yang lebih rendah dengan meningkatkan aktivitas neurotransmitter penghambat utama (pengurang sinyal), GABA.[23]
 
Mencoba menggunakan alkohol untuk mengobati rasa sakit juga telah diamati menyebabkan hasil negatif termasuk minum berlebihan dan gangguan penggunaan alkohol.[22]
 
===Ganja===
Artikel utama: Ganja
 
Ganja atau mariyuana, mengacu pada ganja atau kanabinoidnya yang digunakan untuk mengobati penyakit atau memperbaiki gejala.[24][25] Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa ganja dapat digunakan untuk mengobati nyeri kronis dan kejang otot, dengan beberapa uji coba menunjukkan peningkatan pereda nyeri neuropatik dibandingkan opioid.[26][27][28]
 
===Kombinasi===
Analgesik sering digunakan dalam kombinasi, seperti parasetamol dan kodein yang ditemukan di banyak obat pereda nyeri tanpa resep. Obat ini juga dapat ditemukan dalam kombinasi dengan obat vasokonstriktor seperti pseudoefedrin untuk sediaan yang berhubungan dengan sinus, atau dengan obat antihistamin untuk penderita alergi.
 
Meskipun penggunaan parasetamol, aspirin, ibuprofen, naproxen, dan NSAID lain secara bersamaan dengan opiat tingkat lemah hingga menengah (hingga sekitar tingkat hidrokodon) dikatakan menunjukkan efek sinergis yang menguntungkan dengan memerangi rasa sakit di berbagai tempat kerja,[29 ] [30] beberapa produk analgesik kombinasi telah terbukti memiliki sedikit manfaat kemanjuran bila dibandingkan dengan dosis yang sama dari masing-masing komponennya. Selain itu, kombinasi analgesik ini seringkali dapat mengakibatkan efek samping yang signifikan, termasuk overdosis yang tidak disengaja, paling sering karena kebingungan yang timbul dari beberapa komponen (dan sering kali non-aksi) dari kombinasi ini.[31]
 
== Lihat pula ==