Kelenteng See Hien Kiong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fish bowl (bicara | kontrib)
 
Baris 17:
Pada masa Lie Goan Hwat menjadi kapten, ia bersama dengan Letnan Lie Bian Ek serta Letnan Liem Sien Mo sepakat untuk membangun kembali kelenteng yang telah terbakar.<ref name=":1" /> Kelenteng baru dibangun dengan bantuan dana dari penyewaan los bambu yang dijadikan sebagai pasar. Hasil dari pasar dipungut untuk pembayaran uang pinjaman. Pasar tersebut kemudian dinamakan dengan Pasar Tanah Kongsi.
 
Pembangunan kelenteng dimulai pada tahun 1893 dan selesai tahun 1905 atau tanggal [[Guangxu|Khong Soe]] 23 Tahun [[:zh:丁酉|Theng Yoe]]. Itu dibuktikan dengan adanya batu prasasti yang ada di sisi dalam bangunan kelenteng. Salah satu kesulitan dalam pembangunan kelenteng ini adalah sulitnya mencari keberadaan tukang kayu yang bisa untuk melaksanakan pembangunan kelenteng. Lantaran itu, Kapten Lie Goan Hoat mengutus seorang anaknya yang bernama Lie Khong Teek untuk berlayar ke Tiongkok mencari tukang kayu yang pandai dan ahli untuk membangun kelenteng. Jumlah tukang kayu yang didatangkan dari Tiongkok sebanyak 10 orang tukang.
 
Pada tanggal 1 November 1905 pembangunan kelenteng ini rampung dan Kelenteng Kwam Im Teng berganti nama menjadi Kelenteng See Hin Kiong. ”Se”“Se” (西) berarti barat dan kependekan dari Se Tjong, ”Hin”“Hin” (興) berarti timbul atau terbit (maknanya agama yang terbit dari “Se Tjong), dan ”Kiong”“Kiong” (宮) berarti balairung atau tempat kedudukan. Jika digabungkan, itu berarti balairung tempat kedudukan keramat yang beragama Budha.<ref>[https://www.academia.edu/39788412/KELENTENG_SEE_HIN_KIONG_PERUBAHAN_FUNGSI_PADA_MASA_ORDE_BARU#:~:text=Hasil%20penelitian%20ini%20adalah%20bahwa,budaya%20masyarakat%20Tionghoa%20di%20Indonesia Kelenteng See Hin Kiong: Perubahan Fungsi pada Masa Orde Baru. Diakronika].</ref>
 
Kelenteng See Hin Kiong berdiri di lahan berukuran 27.3 x 20.5 meter (559,65 meter persegi). Bangunannya berukuran 15.5 x 15.5 meter (240,25 meter persegi).
 
== Fungsi ==