A.P.T. Pranoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PeragaSetia (bicara | kontrib)
PeragaSetia (bicara | kontrib)
Memperbaiki keterangan mengenai wafatnya tokoh
Baris 63:
Selain golongan pejuang, Pranoto juga tidak disukai oleh pihak militer, terutama [[Komando Daerah Militer VI/Mulawarman|Pangdam IX/Mulawarman]], Brigjen [[Soehario Padmodiwirio]] yang antifeodal dan dekat dengan golongan kiri. Jenderal [[Abdul Haris Nasution]] juga memandang negatif Pranoto, menganggapnya "menyeleweng" sejak dia hendak mengangkat Pangdam sebelumnya, Kolonel [[Hartojo]], menjadi seorang pangeran. Izin yang diberikan oleh Pranoto kepada [[Daftar Bupati Bulungan|Bupati Bulungan]] saat itu, [[Andi Tjatjo]], untuk bebas bepergian ke [[Tawau]] juga menambah rasa curiga Soehario padanya.{{sfn|Kecik|2009|p=178}} Soehario juga menganggap Pranoto bertanggung jawab atas nasib malang para transmigran dari Jawa Tengah di [[Petung, Penajam, Penajam Paser Utara|Petung]], yang alih-alih mengerjakan lahan pertanian, terpaksa mengerjakan proyek pemasangan pipa minyak [[Bataafsche Petroleum Maatschappij|BPM]] dari [[Tanjung, Tabalong|Tanjung]] ke [[Kota Balikpapan|Balikpapan]] dan diterlantarkan begitu saja sehingga sebagian besar terpaksa mengemis di Balikpapan.{{sfn|Kecik|2009|p=188-189}}
 
Akibat tuntutan [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Timur|DPRD Kalimantan Timur]], pada tahun 1961, Pranoto ditahan oleh pihak kepolisian atas tuduhan tindak pidana korupsi penggelapan uang negara sebesar Rp 13 juta. Kasusnya ditangani oleh [[Kejaksaan Agung Republik Indonesia|Kejaksaan Agung]] dan Pranoto menjalani persidangan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].{{sfn|Kecik|2009|p=177}} Untuk menggantikan Pranoto, Soehario mengusulkan [[Abdoel Moeis Hassan]], salah seorang calon yang diusung PNI, kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) [[Ipik Gandamana]].{{sfn|Kecik|2009|p=181}} Dia kemudian ditahan di markas [[Komando Daerah Militer VI/Mulawarman|Kodam Mulawarman]] di Balikpapan, sebelum dipindahkan ke RTM (Rumah Tahanan Militer) di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pranoto akhirnyakemudian meninggaldibebaskan padadari tanggaltahanan 19pada Juniawal 1976masa sebagai[[Orde tahananBaru]] akibatdan kondisikembali penjarake yang[[Kota buruk.{{sfnSamarinda|Magenda|2010|p=93-94}}Samarinda]]. AdapunDia sumbertinggal laindi menyebutkanPerumahan bahwaVoorfo bersama keluarganya. Pranoto meninggal di kediamansana anaknyapada ditanggal Samarinda19 Juni 1976.{{sfn|Sarip|2023|p=228}}<ref name=":0" />
 
Meskipun tuduhan tersebut terbukti benar, namun menurut [[Harun Nafsi]], yang sebenarnya dilakukan Pranoto adalah membagi-bagikan uang tersebut kepada kawan-kawan dan sekutunya yang benar-benar memerlukan uang. Hal ini sudah menjadi kebiasaannya sejak masih menjadi pejabat kesultanan, sehingga disimpulkan bahwa Pranoto tidak pernah memperkaya diri melalui uang tersebut.{{sfn|Magenda|2010|p=93-94}}
Baris 98:
*{{Cite book|last=Kecik|first=Hario|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=hIz8DQAAQBAJ&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false|title=Pemikiran Militer 2: Sepanjang Masa Bangsa Indonesia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=978-979-461-719-9|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Magenda|first=Burhan Djabier|date=2010|url=https://books.google.co.id/books?id=f9T74ges6DIC&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q=%22Pranoto%22&f=false|title=East Kalimantan: The Decline of a Commercial Aristocracy|location=Singapura|publisher=Equinox Publishing|isbn=978-602-8397-21-6|ref=harv|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Sarip|first=Muhammad|date=2023|title=Histori Kutai: Peradaban Nusantara di Timur Kalimantan dari Zaman Mulawarman hingga Era Republik|location=Samarinda|publisher=RV Pustaka Horizon|ref=harv|url-status=live}}
 
{{S-start}}