Kawedanan Jonggol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TATANG ABIDIN (bicara | kontrib)
k Perbaikan kalimat yang tidak sesuai dengan Tjibaroesa/Cibarusah.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
TATANG ABIDIN (bicara | kontrib)
k Perbaikan kalimat yang tidak sesuai dengan sejarah Tjibaroesa/Cibarusah.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 48:
 
== Sejarah ==
Awal mula terbentuknya Kawedanan JonggolTjibaroesa tidak terlepas dari sejarah pembentukan Tanah Partikelir Cibarusah atau Land Tjibaroesa pasca kebangkrutan [[VOC]] serta krisis yang terjadi pada Kerajaan Belanda akibat dianeksasi oleh [[Prancis]]. Untuk mempertahankan wilayah koloni [[Hindia Belanda]], Gubernur Jenderal [[Daendels]] tidak memiliki uang. Lalu untuk memperkuat (pulau) Jawa sebagai sumber pendapatan, maka untuk membangun kota-kota utama, membentuk militer yang kuat dan membangun jalan yang terintegrasi, Daendels membuat kebijakan yang tidak lazim (meniru VOC), yakni menjual lahan-lahan yang potensial untuk mendapatkan uang segar. Sebanyak enam bidang lahan dijual kepada swasta. Lahan-lahan yang dijual tersebut termasuk sebuah daerah yang luas, tidak terurus dan sangat sepi di timur Bogor, yang kemudian setelah dijual dinamai Land Tjibaroesa.
 
Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula berasal dari 9 kelompok pemukiman dengan 3 gabungan kelompok besar antara lain Buitenzorg (wilayah tengah), Tjibaroesa/Cibarusah (wilayah timur dan utara) dan Jasinga (wilayah barat) yang digabungkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Baron van Inhof menjadi inti kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor. <ref>{{Cite web|url=https://web.archive.org/web/20220318102442/https://bogorkab.go.id/pages/sejarah-kabupaten-bogor|website=web.archive.org|access-date=2024-06-01}}</ref>
Baris 58:
Sementara itu, jalur perdagangan via darat bagi Warga di Land Tjibaroesa dapat melalui Bekasi via Tjilengsi dan belakangan dibuka jalur darat ke Lemah Abang/Tjikarang. Pilihan perdagangan dari land Tjibaroesa ke land Tjikarang membuat dua land ini dalam hal perdagangan menjadi terintegrasi. Dalam arsitektur wilayah, Asisten Residen Buitenzorg di Buitenzorg mengharapkan produk dari land Tjibaroesa mengalir ke district Tjibinong, tetapi kenyataannya justru mengalir ke pantai utara melalui Tjikarang. Ini menjadi dilematis bagi pemerintah di Buitenzorg. Terlebih pembangunan jalur rel dogong pada tahun 1930an dari Lemah Abang ke Jonggol yang dikenal Tjibaroesa ''Dogong-spoorlijn'', membuat jarak antara Land Tjibaroesa dengan District Tjibinong atau Residen Buitenzorg lebih jauh ketimbang menuju pantai utara (Pantura).
 
Sejarah penamamaan KecamatanKawedanan Jonggol ini. Sempat mengalami beberapa kali perubahan mulai dari ''Rawa Jaha'', Kemudian ''Rawalo'', ''Tjibaroesa'' hingga ''Jonggol'', perubahan nama ini terjadi beralasan mulai dari pemindahan pusat Kawedanan hingga kebijakan dari pemerintah [[Kolonial Belanda]]. Pusat Kawedanan sempat berpindah tempat beberapa kali mulai dari Dayeuh yang sekarang bagian dari [[Sukanegara, Jonggol, Bogor|Desa Sukanegara]] di Kecamatan Jonggol. Kemudian, Kauman yang sekarang merupakan wilayah [[Cileungsi, Cileungsi, Bogor|Desa Cileungsi]], selanjutnya Kampung Babakan yang sekarang termasuk bagian dari [[Cibarusahkota, Cibarusah, Bekasi|Desa Cibarusah Kota]] hingga yang terakhir Kampung Pojok Salak/Rawa Jaha yang sekarang menjadi alun-alun Jonggol.<ref name="Tentang Jonggol">[https://metro.tempo.co/read/1555183/kisah-jonggol-pernah-digadang-jadi-ibu-kota-baru-karena-dekat-dki-jakarta Kisah Jonggol Pernah Digadang Jadi Ibukota Baru Karena Dekat DKI Jakarta] ''tempo.co''. Diakses tanggal 20 Juli 2022.</ref>
 
== Peninggalan ==