Perang Aceh I: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hapus sebagai perang yang melibatkan Indonesia, karena Indonesia belum sebagai Negara sebelum 1945. |
Dirga udara (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
{{Infobox Military Conflict
| conflict = Perang Aceh Pertama
| part of = [[Perang Aceh]]
| date = 26 Maret 1873 – 25 April 1873<br>({{Age in years, months, weeks and days|year1=1873|month1=03|day1=26|year2=1873|month2=04|day2=25}})
| image = Generaal Kohler sneuvelt in de Mesigit.jpg
| image_size =
| place = [[Kesultanan Aceh]]
| result = Kemenangan Aceh
| combatant1
| combatant2 = {{
| commander1
| commander2
| strength1 =
| strength2 =
| casualties1 =
| casualties2 =
}}
'''Perang Aceh Pertama''', adalah kampanye militer yang dilakukan oleh Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) melawan kesultanan Aceh di utara Sumatera pada tahun 1873. Ekspedisi ini diluncurkan sebagai tindakan hukuman oleh Belanda. pemerintah kolonial sebagai respons terhadap tantangan yang mereka rasakan terhadap kendali mereka atas wilayah tersebut dan perlawanan Aceh terhadap campur tangan Belanda dalam urusan-urusan di wilayah tersebut.<ref>{{Cite web|title=Aceh: History, Politics and Culture|url=https://bookshop.iseas.edu.sg/publication/408|website=ISEAS Publishing Online Bookshop}}</ref>
Kampanye tersebut menghasilkan kemenangan Belanda. Namun hal ini merugikan kedua belah pihak, dengan banyak korban jiwa di kedua belah pihak dan kerusakan parah pada infrastruktur dan perekonomian Aceh.<ref>Saleh, I. A., ''The Dutch-Indonesian Aceh War (1873-1904): The Dutch Perspective'', Southeast Asian Journal of Social Science, 9(1), 1-23</ref>
Pada awal tahun 1873, Konsul Amerika di Singapura berdiskusi dengan seorang utusan Aceh tentang kemungkinan perjanjian Aceh-Amerika, yang dianggap oleh Belanda sebagai pembenaran untuk melakukan intervensi. Pada bulan Maret 1873, Belanda mengebom ibu kota Aceh [[Banda Aceh]] (Kutaraja) dan pada bulan April mereka mendaratkan 3.000 tentara yang dipimpin oleh [[Johan Harmen Rudolf Köhler]]. Karena salah menilai perlawanan orang Aceh, Belanda terpaksa mundur karena kehilangan Köhler dan delapan puluh orangnya. Mereka kemudian melakukan blokade dan pasukan Aceh (yang diperkirakan berjumlah 10.000 hingga 100.000 orang) bersiap untuk berperang.
Hal ini disusul dengan [[Ekspedisi Aceh Kedua]] pada akhir tahun 1873.
== Blokade Pantai Sumatra ==
|