Diprotodon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan
Tag: Pengembalian manual
Baris 57:
== Ukuran ==
''Diprotodon'' adalah binatang berkantung terbesar di Bumi. Panjangnya bisa mencapai 3 meter dengan berat maksimal sekitar 900 kilogram dan panjang tengkorak mencapai 50 cm. ''Diprotodon'' sangat besar dan kemungkinan hidup dalam kawanan, namun masih menjadi mangsa bagi karnivora perkasa seperti ''[[Megalania]]'' atau ''[[Thylacoleo]]''.
 
==Mitologi==
Saat pertama kali fosil diprotodon ditemukan, tidak ada definisi jelas hewan apa yang telah ditemukan, karena memang tidak ada ilmuwan yang secara serius mempelajari kehidupan yang pernah ada di benua ini. Penduduk lokal mengira ini adalah fosil sejenis badak arau gajah. Pendatang Eropa, seperti Reverend John Dunmore Lang, menghubungkan penemuan fosil ini dengan narasi banjir besar di Alkitab.
 
Penduduk asli Aborigin juga mengkreasikan diprotodon sebagai bagian dari ajaran agama mereka, dengan menganggapnya sebagai bunyip, monster pemakan daging yang hidup di danau. Banyak ahli etnologi dan palaentologi pada saat itu yang mempercayai bahwa bunyip adalah ingatan kolektif suku asli mengenai makhluk raksasa yang kadang merambah wilayah rawa, walaupun belum diketahui pasti apakah diprotodon dan megafauna lainnya masih hidup saat Bangsa Eropa mulai mendatangi Australia.
 
Investigasi saintifik mengenai makhluk bunyip mulai mendapat penentangan setelah tengkorak yang diperkirakan sebagai peninggalan bunyip membuat heboh pada tahun 1846 dan dipamerkan di Museum Australia. Tahun berikutnya, Owen menemukan bahwa tengkorak itu sebenarnya milik anak kuda. Ia heran melihat kalangan ilmuwan sains Australia yang mulai berkembang, bisa menghasilkan kekeliruan yang begitu fatal.
 
==Kepunahan==
Sebagai bagian dari [[peristiwa kepunahan pada periode Kuarter]], diprotodon menjadi bagian dari sekumpulan binatang di darat yang menjadi punah. Penyebab dan waktu terjadinya tidak terlalu jelas karena sulitnya meemperkirakan usia dari fosil yang ditemukan. Biasanya kepunahan ini diperkirakan karena perubahan iklim maupun perburuan berlebihan oleh manusia pendatang, dalam hal ini Suku Aborigin pertama.